Tragedi Kanjuruhan, Hari Ini Iwan Bule Diperiksa di Polda Jatim

Ketum PSSI Iwan Bule
Sumber :
  • Viva.co.id

Jatim – Ketum PSSI Mochamad Iriawan atau Iwan Bule dan wakil ketuanya, Iwan Budianto, dijadwalkan diperiksa sebagai saksi dalam kasus Tragedi Kanjuruhan di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Timur di Surabaya, Kamis, 20 Oktober 2022. Dia sendiri yang meminta untuk diperiksa setelah pada pemanggilan sebelumnya minta ditunda.

Menang Lawan PSM Makassar, Arema FC Semakin Jauh Dari Zona Degradasi

“Rencana hari ini akan dimintai keterangan Ketua PSSI, Bapak MI, kemudian Wakil Ketua Umum PSSI, Bapak IB. Beliau masih dalam perjalanan, yang jelas sudah ada konfirmasi dan komunikasi rencana beliau mau hadir,” kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo di Markas Polda Jatim.

Sebelumnya, Iwan Bule meminta penjadwalan ulang pemeriksaan atas dirinya sebagai saksi dalam kasus Tragedi Kanjuruhan yang sedianya dijadwalkan di Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur di Surabaya pada Selasa, 18 Oktober 2022. 

Timnas Indonesia Tembus Semifinal Piala Asia U-23, Begini Komentar Erick Thohir

Dia beralasan di tanggal yang sama memiliki jadwal kegiatan yang harus dihadiri, yakni mendampingi Presiden FIFA bertemu Presiden Jokowi. Iwan Budianto juga menunda pemeriksaan dengan alasan yang sama.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Dirmanto mengatakan, permintaan jadwal ulang pemeriksaan disampaikan Iwan  Bule melalui surat yang dikirim oleh Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi. “Yang bersangkutan minta agar pemeriksaannya ditunda setelah tanggal 20 Oktober," katanya kepada wartawan.

Sah, Kontrak Shin Tae-yong Resmi Diperpanjang PSSI sampai 2027

Seperti diketahui, Tragedi Kanjuruhan berawal dari kekalahan yang diterima Arema F dari Persebaya Surabaya dalam laga kandang BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022. Setelah pertandingan selesai, banyak suporter Arema FC turun  ke lapangan, diduga meluapkan kekesalahan atas kekalahan tim jagoan mereka.

Petugas keamanan dari Polri dan TNI pun berupaya mengadang Aremania dan mengendalikan situasi. Entah bagaimana, petugas kemudian menembakkan gas air mata, termasuk ke tribun yang dipenuhi ribuan penonton yang tak ikut turun ke lapangan.

Sontak para suporter berebutan keluar namun pintu stadion belum terbuka. Akhirnya mereka terjebak, banyak yang lemas, pingsan, dan terinjak-injak.

Berdasarkan data terbaru, total korban dalam peristiwa itu sebanyak 678 orang. Setelah ada satu korban lagi meninggal dunia, total korban meninggal di peristiwa itu sebanyak 133 orang.