Wisata Boon Pring dan Olahan Bambu di Malang Jadi Sarana Angkat Potensi Desa
- Ibnu Abbas/Viva Jatim
"Ini tentu saja memiliki manfaat dari banyak sisi. Pertama akan meningkatkan daya tarik pengunjung Ekowisata Boon Pring. Dengan begitu secara otomatis akan berpeluang besar meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, khususnya para perajin. Pun juga ada banyak tenaga pekerja terserap," tambahnya.
Tak hanya itu, pria kelahiran Malang, 8 Juli 1993 ini juga memasifkan upaya-upaya promosi di berbagai event-event yang ada. Termasuk event yang digelar Astra sendiri. Kemudian juga memasifkan informasi Ekowisata Boon Pring dan pemasaran produk kerajinan bambu tersebut di media sosial.
Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang itu lantas menyebut, upaya yang ia lakukan bersama tim untuk mengembangkan potensi desa tak cukup sampai di situ. Ia mengaku saat ini tengah mengajukan perpanjangan kerja sama dengan Astra dalam program DSA.
"Kami saat ini sedang mengajukan perpanjangan untuk Boon Pring bisa kembali bekerja sama dengan Astra di program DSA" tandas Fajar.
Aneka Wahana Wisata Boon Pring
Ekowisata Boon Pring tak hanya menyajikan keindahan ratusan jenis pohon bambu, para pengunjung juga dimanjakan dengan aneka wahana. Seperti sepeda air, perahu, kolam renang, hingga Arboretrum Bambu atau museum pohon bambu. Juga bagi pecinta fotografi, bisa mengabadikan momen ketika sinar matahari melewati sela-sela pohon bambu.
Direktur BUMDes Kerto Raharjo, Sanankerto, Muhammad Yatim mengungkapkan destinasi wisata seluas 36,8 hektare itu dikelola oleh lembaga keuangan milik desa yang tengah dipimpinnya. Dari keseluruhan luas lahan, hanya sepertiganya saja yang difungsikan sebagai area wisata. Sisanya masih akan terus dikembangkan ke depan.