Wisata Boon Pring dan Olahan Bambu di Malang Jadi Sarana Angkat Potensi Desa

Wisata Boon Pring Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.
Sumber :
  • Ibnu Abbas/Viva Jatim

Malang, VIVA JatimDestinasi wisata yang dikembangkan sejumlah daerah di Jawa Timur, secara umum dimaksudkan untuk mengangkat potensi-potensi desa yang ada. Sehingga bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. Tak terkecuali Wisata Boon Pring yang terletak di Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.

Target Ekspor Daun Talas ke Australia dari DSA Trenggalek di Kecamatan Dongko

Destinasi wisata telaga di area hutan bambu ini merupakan potensi alam yang dimiliki Desa Sanankerto. Setidaknya ada sekitar kurang lebih 115 jenis pohon bambu lengkap dengan keterangannya di papan informasi. Selain itu, terdapat aneka wahana yang disajikan guna memanjakan para pengunjung. Warga sekitar pun juga perajin anyaman olahan bambu.

Fasilitator Desa Sejahtera Astra (DSA) Malang, Iqbal Fajaruddin Pangestu menyadari, bahwa potensi besar yang dimiliki itu harus diimbangi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni. Agar dapat mengelola potensi tersebut dengan baik sehingga mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. 

Launching Digital Marketing DSA Trenggalek: Wujudkan Kemandirian Ekonomi Petani dan UMKM

Karenanya, sedari awal, pria yang akrab disapa Fajar itu memfasilitasi kegiatan pendampingan dan pelatihan secara intensif bagi warga sekitar guna meningkatkan kapasitas pelaku UMKM di Ekowisata Boon Pring. Dengan begitu, diharapkan mampu mendongkrak ekonomi desa sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Kami selalu fasilitator DSA sudah melakukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kapasitas pelaku wisata di Ekowisata Boon Pring," ungkapnya kepada Viva Jatim, Kamis, 12 Oktober 2023.

Dinas Pariwisata Trenggalek Catat Penurunan Drastis Kunjungan Wisatawan Selama Nataru 2024

Karena bambu menjadi salah satu ikon destinasi ekowisata Boon Pring, Fajar pun memberikan pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan produk olahan bambu. Pelatihan tersebut dikhususkan kepada para perajin-perajin di Desa Sanankerto. Tentu dalam rangka meningkatkan kapasitas dan mengasah skill mereka agar memiliki produk unggulan yang lebih baik.

Kerajinan yang diproduksi masyarakat pun bervariasi. Mulai dari peralatan rumah tangga tradisional seperti wadah nasi, keranjang penyimpanan, wadah kukus dan lain-lain. Hingga kerajinan berupa pajangan dinding dan meja.

"Ini tentu saja memiliki manfaat dari banyak sisi. Pertama akan meningkatkan daya tarik pengunjung Ekowisata Boon Pring. Dengan begitu secara otomatis akan berpeluang besar meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, khususnya para perajin. Pun juga ada banyak tenaga pekerja terserap," tambahnya.

Tak hanya itu, pria kelahiran Malang, 8 Juli 1993 ini juga memasifkan upaya-upaya promosi di berbagai event-event yang ada. Termasuk event yang digelar Astra sendiri. Kemudian juga memasifkan informasi Ekowisata Boon Pring dan pemasaran produk kerajinan bambu tersebut di media sosial.

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang itu lantas menyebut, upaya yang ia lakukan bersama tim untuk mengembangkan potensi desa tak cukup sampai di situ. Ia mengaku saat ini tengah mengajukan perpanjangan kerja sama dengan Astra dalam program DSA.

"Kami saat ini sedang mengajukan perpanjangan untuk Boon Pring bisa kembali bekerja sama dengan Astra di program DSA" tandas Fajar.

Aneka Wahana Wisata Boon Pring 

Ekowisata Boon Pring tak hanya menyajikan keindahan ratusan jenis pohon bambu, para pengunjung juga dimanjakan dengan aneka wahana. Seperti sepeda air, perahu, kolam renang, hingga Arboretrum Bambu atau museum pohon bambu. Juga bagi pecinta fotografi, bisa mengabadikan momen ketika sinar matahari melewati sela-sela pohon bambu.

Direktur BUMDes Kerto Raharjo, Sanankerto, Muhammad Yatim mengungkapkan destinasi wisata seluas 36,8 hektare itu dikelola oleh lembaga keuangan milik desa yang tengah dipimpinnya. Dari keseluruhan luas lahan, hanya sepertiganya saja yang difungsikan sebagai area wisata. Sisanya masih akan terus dikembangkan ke depan.

Setiap hari libur dan akhir pekan, tidak kurang dari satu hingga dua ribu pengunjung berkunjung ke Boon Pring. Masing-masing orang akan dikenakan tiket masuk Rp10 ribu. Kecuali bila hendak menyewa wahana yang ada, maka akan dikenakan tarif berbeda sesuai harga yang dipatok masing-masing penyedia wahana.

"Setiap harinya selalu ada pengunjung, 100 hingga 200 tiket ludes habis. Kalau di hari libur dan akhir pekan, bisa tembus hingga dua ribu pengunjung," kata Yatim, saat dikonfirmasi Viva Jatim, Rabu, 11 Oktober 2023.

Pria 69 tahun itu menegaskan bahwa dalam mengelola BUMDes, termasuk destinasi Wisata Boon Pring, pihaknya melibatkan warga setempat. Baik di bidang pekerja tetap, pekerja tidak tetap, hingga pelaku UMKM yang berjualan di area wisata.

"Agar mereka berdaya secara ekonomi. Jadi dulunya itu pemuda-pemudi desa banyak yang kerja keluar daerah. Sejak didirikan BUMDes dan dibuka Wisata Boon Pring ini banyak tenaga pekerja dari warga desa setempat yang terserap," tandasnya.

Yatim lantas menyebut, Desa Sanankerto dinobatkan sebagai salah satu dari 50 desa wisata terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.