Festival Bantengan Kediri, Pelestarian Budaya Lokal Lewat Hari Santri 

Seni Bantengan Kediri
Sumber :
  • Jazuli/Viva Jatim

Jatim – Pemkab Kediri dukung penuh pagelaran seni Bantengan untuk memeriahkan Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2022, sekaligus untuk melestarikan budaya lokal. Bahkan melombakan kesenian daerah tersebut. 

Imunisasi Capai 31,6 Persen, Ini Penjelasan Dinkes Kabupaten Kediri

Festival Bantengan ini sendiri, menjadi salah satu agenda dalam rangkaian peringatan HSN 2022 yang digelar di Desa Keling, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. 

"Kesenian Bantengan di Kabupaten Kediri dapat berkembang dan memberikan kontribusi kemajuan seni budaya di wilayah Kabupaten Kediri," ungkap Kabid Kesenian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Patarina, Minggu 30 Oktober 2022.

Kisah Adit Putus Sekolah karena Rawat Ayah dan Ibunya yang Stroke bikin Mas Dhito Tergerak

Selain untuk memeriahkan peringatan HSN 2022, festival hasil kerja sama antara Pemkab Kediri bersama organisasi seniman dan budayawan ini sekaligus untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Lestarikan Karawitan, Legislator PDIP Apresiasi Kelompok Margahayu

Respons Mas Dhito Masuk Bursa Cawagub dari PDIP Pendamping Khofifah

Nah, agar acaranya lebih meriah, Festival Bantengan ini dikemas dalam bentuk lomba untuk merebutkan Piala Bupati, piagam serta uang pembinaan hingga jutaan rupiah. 

Ide lomba ini, menurut Patarina, karena kesenian Bantengan sudah berkembang luas ke beberapa wilayah, tak hanya di Kediri. Salah satunya Mojokerto. 

Dan terbukti, peserta festival tak hanya didominasi peserta dari Kabupaten Kediri timur, tapi juga beberapa daerah lain.

"Total peserta ada 14 peserta, selain dari Kabupaten Kediri juga ada dari luar kota seperti dari Mojokerto, Kota Batu, hingga Kabupaten Malang," ungkap Patarina sembari menegaskan, bahwa acara ini mendapat dukungan penuh dari Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana alias Mas Dhito.  

Sementara Ketua Panitia Festival, Emon mengungkap, lomba seni Bantengan ini baru kali pertama digelar. Namun, antusiasme pesertanya cukup luar biasa. 

Baca juga: Festival Gandrung Sewu Siap Digelar, 1.248 Penari Dapat Asuransi

Untuk penilaian, ada beberapa kriteria. "Secara teknis, penilaian dari juri berasal dari koreografi gerakan, tati, variasi pengiring atau musik lalu kostum," katanya. 

Tradisi Anak-anak Masjid

Emon menambahkan, kesenian Bantengan yang dilombakan ini berbeda genre dengan kesenian Jaranan pada umumnya, karena banyak dilakukan anak-anak masjid atau mushola yang mempunyai dasar bela diri pencak silat

"Bantengan ini melekat dengan pencak silat. Sehingga kita ini mencoba mengembalikan kultur budaya, bahwasanya kesenian Bantengan melekat dengan pencak silat dan anak-anak," tandas Emon.