Gus Baha Ungkap Kunci Hidup Bahagia, bukan Harta maupun Tahta
- Istimewa
Surabaya, VIVA Jatim – Setiap orang pasti mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Itulah sebabnya berbagai upaya dilakukan guna mencapai kebahagiaan tersebut. Kerja keras banting tulang untuk mendapatkan rezeki melimpah adalah salah satu upaya yang banyak dilakukan orang untuk mencapai kebahagiaan tersebut.
Namun demikian, banyak orang yang salah memahami. Seakan-akan kebahagiaan mampu dicapai dengan harta yang melimpah atau tahta yang tinggi. Meski sejatinya makna bahagia sendiri tidak bertumpu pada satu atau dua hal. Kebahagiaan memiliki makna yang sangat luas.
Hal ini disampaikan KH Ahmad Bahauddin Nursalim, pengasuh pondok pesantren Izzatul Quran Narukan Kranga Rembang. Ia merupakan ulama NU yang dikenal sebagai salah satu ulama ahli tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam seputar Al-Quran.
Dikutip dari VIVA, Sabtu, 9 Februari 2024, Gus Baha menyampaikan bahwa definisi bahagia sangatlah luas dan tidak sempit berdasarkan pandangan satu kelompok.
Menurutnya, bahagia itu tidak harus menjadi pejabat negara yang memiliki kendaraan bagus ataupun bergelimang harta. Sebab, setiap manusia bisa menciptakan kebahagiannya sendiri sesuai kondisi masing-masing tanpa harus mengganggu orang lain.
"Selama ini kita sering salah membuat definisi bahagia. bahagia itu ketika jadi rektor, jadi menteri, jadi dosen, sehingga orang itu tidak sempat bahagia dengan kesehariannya. Padahal bahagia tidak harus begitu, Kata Gus Baha seperti di kutip dari kanal Youtube Gus Baha pada Jumat, 8 Maret 2024.
Lebih lanjut Gus Baha juga menjelaskan, kunci hidup bahagia itu adalah hidup yang dipenuhi dengan rasa syukur.
"Kunci bahagia dipenuhi rasa syukur. selalu merasa cukup dari segala sesuatu, bukan merasa cukup setelah memiliki sesuatunya," ucapnya.
Menurutnya kebahagiaan itu harus kita yang ciptakan sendiri. Harta, ilmu, kesehatan, dan lainnya tidak bisa diabaikan sebagai parameter kebahagiaan, tapi itu bukan satu-satunya, tetapi rasa syukurlah yang akan membuat kita selalu bahagia.
Lebih lanjut Gus Baha mengatakan, terkadang orang yang diangap bahagia menurut kita dengan memiliki jabatan yang tinggi di struktur pemerintahan, namun faktanya belum tentu bahagia. Setiap hari mereka bergelut dengan tumpukan tugas dari pagi hingga pagi. Bahkan, tidak bisa menikmati waktu bersama keluarga tersayang dan istirahat di rumah.
Ulama asal Rembang, Jawa Tengah ini menyampaikan bahwa bahagia versi kekasih allah adalah bisa melakukan sujud dan selalu dekat dengan allah. meskipun, kehidupannya sederhana, asal bisa beribadah dan bebas sujud kepada sang pecipta, maka hal itu sudah sangat bahagia.
Gus Baha menegaskan jika ia tidak memaksa seseorang untuk mengikuti model waliyullah. Semua tergantung kemampuan masing-masing individu sehingga tidak akan merasa terbebani.
Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Rahasia Bahagia Versi Gus Baha: Bukan Jabatan, Harta, Tapi ...