Mengenal Al-Khawarizmi, Ilmuwan Muslim Sang Bapak Aljabar

Patung Al-Khawarizmi
Sumber :
  • Istimewa

Jatim – Abu Ja'far Muḥammad bin Musa al-Khwarizmi adalah satu di antara ilmuwan muslim yang menjadi lentera disiplin keilmuan dunia. Ia dikenal sebagai seorang matematikawan Muslim yang menulis angka Hindu-Arab. Bahkan Al-Khawarizmi juga dijuluki sebagai Bapak Aljabar

C Hasil Pilbup Mojokerto Terunggah 100 Persen ke Sirekap, Rekapitulasi Manual Dimulai

Bapak Aljabar disematkan kepada Al-Khawarizmi karena ia adalah sosok penemu operasi Aljabar dalam ilmu matematika. Hisab al-Jabr wal-Muqabala adalah risalah karyanya yang disebut-sebut sebagai perumus pertama teori Aljabar. 

Bahkan sosok Al-Khawarizmi juga dikenal sebagai salah satu pemikir Islam paling berpengaruh sepanjang masa. Ia telah menorehkan sejarah dalam peradaban dunia yakni dengan merevolusi Aljabar dan karya seni dalam matematika, astronomi dan geografi. Hal itu menjadi rujukan para ilmuwan setelahnya hingga saat ini.

J99 Foundation Dukung Operasi Katarak Gratis di Probolinggo

Di masa kejayaannya, Al-Khawarizmi tinggal di Baghdad, Irak. Bekerja di Rumah Kebijaksanaan (Darul Hikmah) yang kala itu berada di bawah kekhalifahan al-Ma’mun. Di situlah ia menemukan banyak inspirasi. Hingga mampu menerjemahkan risalah ilmiah dan filosofis, khususnya Bahasa Yunani. Ia lahir sekitar tahun 780 Masehi. 

Dilansir dari Viva Tekno pada Rabu 14 Desember 2022, konsep dasar tentang Aljabar karya Al-Khawarizmi termaktub dalam Kitab al-Mukhtasar fi Hisab al-Jabr wal-Muqabala (The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing) yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin pada abad ke-12. Di situ kemudian dijabarkan tentang dari mana istilah Aljabar berasal.

Emperor Spa Surabaya Terbakar, 2 Karyawan Cantik Sesak Napas

Diketahui, Aljabar adalah kompilasi aturan bersama dengan demonstrasi untuk menemukan solusi persamaan linier dan kuadrat berdasarkan argument geometris intuitif. Pendekatannya yang sistematis dan demonstratif menjadikannya berbeda dari perlakuan objek sebelumnya. 

Dalam kitab karya Al-Khawarizmi itu juga menjelaskan tentang penghitungan luas dan volume bentuk geometris serta penggunaan Aljabar untuk menyelesaikan masalah warisan sesuai dengan proporsi yang ditentuan oleh hukum Islam. 

Sejumlah teori Aljabar dasar Al-Khawarizmi bisa dijumpai dan ditelusuri dari matematika Babilonia pada awal millennium ke-2 sebelum Masehi melalui risalah Helenistik, Ibrani dan Hindu. 

Tak sampai di situ, Al-Khawarizmi juga Menyusun seperangkat tabel astronomi (Zij) berdasarkan berbagai sumber Hindu dan Yunani. Pekerjaan ini termasuk tabel sinus. Seperti risalahnya tentang Aljabar dan angka Hindu-Arab. Karya astronomi ini kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa latin. 

Angka Hindu-Arab merupakan kumpulan 10 simbol yang terdiri dari angka 0 sampai 9 yang mewakili angka dalam sistem bilangan decimal. Susunan ini berasal dari India pada abad ke-6 atau ke-7 Masehi dan diperkenalkan ke Eropa melalui tulisan matematikawan Timur Tengah, yakni Al-Khawarizmi dan Al-Kindi sekitar abad ke-12. 

Dalam kontribusinya di dalam disiplin keilmuan matematika, Al-Khawarizmi kemudian dinobatkan sebagai penemu angka nol pada sistem bilanga. Angka nol adalah angka yang paling terakhir ditemukan pada masa itu. Hal ini termaktub dalam bukunya Concerning the Hindu Art of Reckoning. 

Al-Khawarizmi juga diketahui telah menulis sebanyak 256 buku. Hingga ia meninggal dunia pada 850 Masehi setelah melakukan pekerjaan yang pada akhirnya akan membentuk masa depan peradaban dunia yang maju. 

Berbagai penemuan Al-Khawarizmi rupanya telah banyak mempengaruhi ahli matematika abad pertengahan. Seperti Fibonacci, Alberd dan Roger Bacon. Namun demikian, konsep Aljabar tetap menjadi acuan dan pijakan bagi para ahli matematika hingga saat ini.