Saat Bupati Sumenep Paparkan Seni Kepemimpinan di UB

Bupati Sumenep Achmad Fauzi (memakai blankon)
Sumber :
  • Nur Faishal/Viva Jatim

Jatim – Bupati Sumenep Achmad Fauzi mengisi kuliah tamu di hadapan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Brawijaya Malang. Memakai blankon khas Madura, ia menyampaikan tentang seni kepemimpinan dan seluruh aspek yang berhubungan dengan itu. 

Bagikan Voucher Takjil Gratis, PWRI Sumenep Dukung Bupati Fauzi Hidupkan Pelaku UMKM saat Ramadan

Menurut Fauzi, seni memimpin merupakan langkah dan taktik dalam mengelola sebuah organisasi atau kelompok. Kebijakan seorang pemimpin adalah aktualisasi keindahan dari seni memimpin.

Seni memimpin dalam pemerintahan tidak jauh beda dengan yang dijelaskan di atas. Hanya saja, papar Fauzi, dalam pemerintahan lebih kompleks. “Semua permasalahan rakyat atau masyarakat kita harus pikirkan. Mulai dari masalah ekonomi, budaya, pendidikan, sosial, hukum, HAM, dan semacamnya,” katanya, Kamis, 8 September 2022. 

Strategi Jitu Toko Kelontong Madura Saingi Indomaret dan Alfamart

Kepekaan seorang pemimpin, lanjut politikus PDIP itu, merupakan kunci utama untuk menangani masalah secara cepat dan memberikan kebijakan secara tepat. Meminimalisasi mudarat dan mengutamakan asas kemanfaatan bersama untuk rakyat adalah salah satu kunci membuat kebijakan dengan tepat.

“Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah itu tidak langsung disetujui oleh seluruh masyarakat. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor. Misal isu yang lagi hangat tentang kenaikan BBM. Mungkin pemerintah menaikkan BBM untuk menyelamatkan negara dari resesi ekonomi global, namun di sisi lain ada banyak masyarakat yang belum siap. Misal begitu,” tandasnya.

Tenggelam di Gresik, Zainal Terseret Arus dan Ditemukan di Perairan Raas Sumenep

Selain itu, seorang pemimpin harus memiliki kekuasaan penuh atas setiap kebijakan yang dikeluarkan. Kendati demikian, aspirasi publik merupakan hal utama yang mesti diramu menjadi sebuah keputusan akhir. 

“Bukan berarti kita seenaknya saja. Bukan. Kekuasaan penuh itu segala hal baik dan yang kurang baik harus mampu kita kendalikan. Tentu dalam hal ini, budaya musyawarah bersama bawahan juga sangat penting. Intinya kita bersama-sama melayani,” urai Fauzi.

Halaman Selanjutnya
img_title