Ketar-ketir dengan Project S TikTok
- Istimewa
Surabaya, VIVA Jatim –Platform milik ByteDance asal China, TikTok, semakin gencar memperluas bisnis ritel online. Kali ini, perluasan bisnisnya diberi nama Project S, yaitu langkah untuk mulai menjual produknya sendiri di platformnya, seperti dikutip VIVA Digital dari situs Financial Times, Sabtu, 24 Juni 2023.
Langkah itu menjadi perubahan besar dari model penjualan TikTok. Saat ini, sejumlah negara, termasuk Indonesia, vendor lain bisa menjual barang melalui TikTok Shop, dan aplikator mengambil sedikit komisi dari penjualan tersebut.
Namun, komisi dari penjualan di Fitur Trendy Beat TikTok, sepenuhnya akan dimiliki oleh ByteDance.
"Upaya untuk mulai menjual produknya (TikTok) sendiri itu dikenal secara internal sebagai Project S. ByteDance kini sedang membangun unit ritel online untuk menyaingi Shein, e-commerce 'fast fashion' asal China, dan e-commerce yang menjual produk murah milik Pinduoduo, Temu," ungkap sumber yang menjelaskan secara detail.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa TikTok berencana melakukan investasi besar-besaran, yakni US$10 miliar di Indonesia. Kekhawatiran muncul lantaran Project S ditakutkan juga akan diterapkan di sini.
Saat ini, bisnis model TikTok Shop masih mengizinkan penjual lain untuk berjualan di platform e-commerce miliknya dengan mengambil sedikit komisi.
Dengan semakin banyaknya penjual lokal yang bergabung dengan TikTok Shop, pemerintah diminta waspada karena belum adanya aturan yang jelas. Hal tersebut diungkapkan Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira.