Ketar-ketir dengan Project S TikTok
- Istimewa
"Indonesia berbeda dengan Inggris dan Amerika Serikat (AS). Dua negara ini struktur ekonominya tidak bergantung pada industri kecil. Kalau Indonesia masih ditopang UMKM. Jadi, pemerintah jangan mudah tergiur dengan komitmen investasi TikTok mengingat mereka sedang gencar ekspansi ke social-commerce," paparnya mengingatkan.
Sebelumnya, unit yang dibangun ByteDance ini akan memiliki situs yang menjual produk murah dan banyak fitur di media sosial. Project S akan memanfaatkan data analytics yang dimiliki TikTok mengenai barang-barang yang viral.
Di Inggris, platform ini telah meluncurkan fitur belanja baru dengan nama Trendy Beat. Fitur tersebut digadang-gadang sebagai upaya untuk menyaingi Shein dan Amazon.
Trendy Beat menjual barang-barang yang terbukti populer di TikTok. Jadi, menurut laporan Financial Times, semua barang yang diiklankan di Trendy Beat dikirim dari China yang diproduksi oleh perusahaan yang listing di Singapura.
Menurut pengajuan di bursa, perusahaan tersebut dimiliki oleh ByteDance. Hal itu akan menjadi rujukan ByteDance dalam memproduksi produk sendiri untuk dijual di Trendy Beat dengan harga murah.
TikTok lalu gencar mempromosikan produk Trendy Beat daripada penjual kompetitor di TikTok. Menurut sumber Financial Times, model penjualan yang dilakukan TikTok mirip seperti yang dilakukan Amazon, yakni membuat dan mempromosikan produknya sendiri yang populer.