Berdayakan 100 MBR, Hasto Puji Konsep Rumah Padat Karya Surabaya

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto didampingi Adi Sutarwijono
Sumber :
  • Andrian/Viva Jatim

Jatim – Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto puji Rumah Padat Karya (RPK) Viaduct di Jalan Nias, Kecamatan Gubeng, Surabaya yang berkonsep kafe dengan nuansa rumah kuno. 

Respons Mas Dhito Masuk Bursa Cawagub dari PDIP Pendamping Khofifah

Di sela kunjungannya di Kota Pahlawan, Hasto menyempatkan diri mengunjungi RPK Viaduct yang menyajikan beragam kuliner khas Surabaya, lengkap dengan barbershop dan lapangan basket mini, Rabu 9 November 2022. 

Bahkan, Hasto mengaku sangat kagum dengan bangunan kuno yang terawat, sehingga memberikan kesan istimewa bagi para pengunjung. 

PDIP Cermati Peluang Anies-Ahok untuk Diusung di Pilkada Jakarta 2024

“Saya kira ini luar biasa, bagaimana sebuah aset pemerintah kota didedikasikan untuk membuka lapangan kerja bagi rakyat,” puji Hasto. 

“Ini merupakan respons kebijakan yang baik untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sebuah langkah tepat saat kita ke depan dibayangi ketidakpastian ekonomi global,” sambungnya.

Siapa pun Cawabup Trenggalek Pendamping Mas Ipin, PDIP Pasang Kriteria

Baca juga: Hasto soal Guyonan Jokowi Dukung Prabowo: Presiden bukan Jatah-jatahan

Sekadar tahu, di RPK Viaduct ini, telah memberdayakan 25 Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebagai pekerja langsung. Total dalam ekosistemnya, bisa mencapai 100 orang -- termasuk para pemasok berbagai bahan makanan dan minuman yang disajikan.

RPK sendiri, tersebar di berbagai daerah di Surabaya. Aset-aset Pemkot yang idle alias nganggur disulap menjadi RPK untuk memberdayakan MBR. Ada yang difungsikan untuk kafe, barbershop, laundry, cuci motor, produksi kue, destinasi wisata, lahan pertanian-perikanan, dan sebagainya. Dan yang terpenting, program ini telah menyerap ribuan warga MBR.

Menurut Hasto, ini merupakan cerminan gotong-royong kerakyatan yang mampu dikerjakan dengan baik di Surabaya yang berada dalam kepemimpinan PDIP, dimana wali kota, wakil wali kota, dan ketua DPRD-nya adalah kader banteng.

“Coba bayangkan kalau semua daerah begini, punya konsep semacam ini, pasti luar biasa! Bagaimana menciptakan nilai tambah sebagai mata rantai perekonomian rakyat. Apalagi yang mengelola rumah padat karya ini adalah warga tidak mampu,” tuturnya. 

Hasto yang didampingi Sekretaris DPD PDIP Jatim, Sri Untari dan jajaran DPD lainnya, serta Adi Sutarwijono (ketua DPC PDIP Surabaya) mengaku akan mendorong para kader banteng lainnya untuk mencontoh kerja konkret Surabaya.

"Saya dorong para kader PDI Perjuangan melakukan hal-hal konkrit dalam menciptakan lapangan kerja," ucapnya.

Baca juga: PDIP Tak Jua Umumkan Capres, Hasto: Bu Mega Tak Kejar Tayang

Apa yang dilakukan para kader PDIP Surabaya, lanjut Hasto, adalah upaya menghadapi tekanan-tekanan perekonomian global yang sedang tidak baik-baik saja. 

"Jika dibandingkan dengan perekonomian negara lain, ekonomi kita tidak kalah. Namun kita tidak boleh lengah. Sebab ancaman krisis finansial yang sedang dihadapi negara lain itu bisa terjadi di Indonesia,” katanya. 

Apalagi, masih kata Hasto, tahun depan ada prediksi pertumbuhan perekonomian secara global terkoreksi hingga mengakibatkan resesi. “Kerja gotong-royong ekonomi kerakyatan seperti di Surabaya ini adalah langkah yang tepat untuk antisipasi," paparnya.

Dorong Beragram Program Kerakyatan

Sementara Ketua DPRD Surabaya, Adi Sutarwijono yang sekaligus ketua DPC PDIP Surabaya mengatakan, beragam program ekonomi kerakyatan terus didorong di Surabaya.

Menurut Adi, Kolaborasi antara wali kota, wakil wali kota, para kader PDIP di DPRD Surabaya, serta seluruh elemen partai berlambang banteng moncong putih itu hingga tingkat kecamatan telah mampu memompakan pemulihan ekonomi secara lebih cepat.

“Kita semua berkomitmen bagaimana program padat karya sukses, sebagai respons atas situasi pemulihan ekonomi serta antisipasi potensi perlambatan ekonomi atau bahkan resesi ke depan. Di kampung-kampung, MBR diberdayakan, salah satunya disalurkan ke berbagai Rumah Padat Karya,” tandas Adi.