Para Habaib Berkumpul di Sumenep Gelar Haul Akbar dan Maulid Nabi

Para Habaib Berkumpul di Sumenep Peringati Maulid Nabi
Sumber :
  • Youtube/Al Muqri

Jatim – Majelis Dzikir Shalawat Alawiyah Al-Faqihiyyah menggelar pertemuan rutin tahunan yang dikemas dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Selain itu organisasi para Habaib ini juga mengemas acara tersebut dengan Haul Akbar Habib Alwy bin Abu Bakar Bilfaqih ke-54 dan Habib Muhammad bin Syeikh bin Alwy Bilfaqih ke-22, pada Kamis (10/11/2022).

15 Orang Pembuat Petasan di Sumenep Diringkus Kepolisian, Terancam 20 Tahun Penjara

 

Acara yang berlangsung di Depan Rumah Dinas Bupati Sumenep itu dihadiri Habib Abdul Qadir bin Zaid Ba’abud dari Probolinggo, Habib Musthafa Jamal Alaydrus dari Surabaya dan Habib Haidar bin Abdullah Assegaf dari Bangkalan. Kehadiran tiga habaib ini untuk memberikan tausiyah kepada seluruh masyarakat serta para habaib lainnya hadir.

Bagikan Voucher Takjil Gratis, PWRI Sumenep Dukung Bupati Fauzi Hidupkan Pelaku UMKM saat Ramadan

 

Saat menyampaikan tausiyah, Habib Musthafa Jamal Alaydrus menjelaskan akan pentingnya ilmu dan akhlak. Keduanya merupakan dua sisi keilmuan yang senantiasa menghiasi kehidupan manusia. Namun yang lebih ditekankan adalah bagaimana mendahulukan adab atau akhlak dari pada ilmu. Sebab ilmu tidak akan berguna bilamana akhlak atau prilaku seseorang tidak baik.

Patut Ditiru, Program CSR Perusahaan Properti Ini Berupa Perbaikan Jalan di Sumenep

 

“Mari kita lihat bagaimana kehidupan para habaib dan para kiai terdahulu. Mereka tidak hanya alim ilmunya. Tetapi justru akhlaknya lebih tinggi. Orang alim taoi tidak ada akhlaknya percuma,” ungkapnya.

 

Habib Musthafa Jamal juga mengutip perkataan Sayyidina Umar bin Khattab, bahwa yang harus diutamakan adalah belajar tentang adab atau akhlak. Baru setelah itu belajar ilmu.

 

“Bahkan adabnya ilmu atau adabnya orang yang belajar ilmu ini jauh lebih banyak dari ilmu itu sendiri,” tambahnya.

 

Sementara itu, Habib Haidar bin Abdullah Assegaf  menjelaskan bahwa salah satu kriteria seorang yang mukmin adalah senantiasa bergetar hari dan jiwanya bila mendengar nama Allah dan Rasulullah. Kemudian merasa bahagia dan ingin turut serta dalam setiap majelis-majelis yang akan mengobati hati dari segala sifat-sifat yang buruk.

 

“Kita ini belum tentu berstatus sebagai mukmin. Sebab seorang yang mukmin adalah apabila mendengar panggilan nama Allah dan Rasulnya hatinya bergetar. Dan senantiasa senang mengikuti majelis-majelis, pengajian-pengajian yang akan mengobati segala penyakit hati yang ada dalam diri kita. Inilah orang mukmin. Bila tidak begitu, maka orang tersebut bukan orang mukmin,” tegasnya.

 

Oleh karenanya, ia pun mengajak kepada seluruh masyarakat untuk senantiasa senang mengikuti pengajian maupun majelis sebagai salah satu ikhtiar mengobati penyakit hati. Kesehatan batin juga tak kalah penting daripada kesehatan lahir.

 

“Bila badan ini sakit, segala makanan yang enak-enak akan terasa hambar. Sama halnya dengan sakit batin, tentu segala nasihat dan ajakaan kepada hal-hal yang baik tidak akan pernah diikuti,” pungkasnya.

 

Hadir dalam acara Maulid Nabi dan Haul Akbar itu, Habib Ali bin Alwy Bilfaqih serta para habaib lainnya. Forkopimda, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, serta masyarakat sekitar.