Milenial di Sumenep Terpikat Gagasan Ganjar: Solusi Perbaikan Indonesia

Relawan yang tergabung dalam Ganjar-Mahfud Keren (Gamaken) Kabupaten Sumenep menggelar nonton bareng (nobar) debat calon presiden kelima.
Sumber :
  • Ibnu Abbas/Viva Jatim

Sumenep, VIVA JatimRelawan yang tergabung dalam Ganjar-Mahfud Keren (Gamaken) Kabupaten Sumenep menggelar nonton bareng (nobar) debat calon presiden kelima. Acara nobar yang dihadiri puluhan kalangan milenial itu berlangsung di Kancakona Kopi, Minggu, 4 Februari 2024. 

MNC Larang Nobar Piala Asia U-23, Wali Kota Surabaya: Kita Bekerjasama

Koordinator Gamaken Kabupaten Sumenep, Kus Aini mengatakan keterlibatan milenial dalam membangun Indonesia ke arah yang lebih baik amat penting. Sehingga momentum debat capres kelima ini menjadi kesempatan baik pula untuk mengenalkan gagasan Ganjar-Mahfud. 

"Setelah debat terakhir ini, kami semakin yakin, bahwa kaum generazi Z, tidak bisa hanya disuguhi dengan gimik-gimik belaka," ungkapnya.

Mendaftar ke PKB dan PDIP, Bunda Fitri Siap Maju di Pilkada Sumenep

Menurut Kus Aini, Ganjar Pranowo bertekad untuk menghadirkan negara di setiap dinamika kehidupan sosial masyarakat. Menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berkualitas, merupakan pondasi utama dalam memperbaiki kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, ketenagakerjaan, hingga kebudayaan. 

"Kalangan milenial adalah generasi penerus bangsa ke depan. Merekalah yang nantinya akan ikut serta mengawal dan mendukung gagasan besar Ganjar-Mahfud untuk Indonesia," kata perempuan asal Desa Babbalan, Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep itu.

Kata Jokowi Soal MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar

Salah seorang pemuda yang juga ikut nobar debat capres kelima, Fathor Rosi mengatakan bahwa Ganjar Pranowo adalah sosok pemimpin ideal. Gagasan besarnya diyakini mampu menjawab aneka persoalan di bumi Ibu Pertiwi. 

Pria yang akrab disapa Rosi ini menyebut, gagasan Ganjar di sektor kesehatan selaras dengan pandangnya. Bahwa yang paling penting adalah berorientasi kepada upaya preventif atau pencegahan. Bukan pengobatan yang cukup menguras anggaran negara. 

Halaman Selanjutnya
img_title