Banyak yang Sesat! Berikut Deretan Mitos dan Fakta soal Imunisasi
- Istimewa
Surabaya, VIVA Jatim – Salah satu upaya untuk menciptakan kekebalan tubuh adalah dengan imunisasi. Cara ini dipercaya bisa menyelamatkan jutaan nyawa setiap tahun. Bahkan diyakini sebagai salah satu intervensi kesehatan yang paling berhasil dan murah meriah.
Dikutip dari VIVA, menurut WHO, saat ini masih ada sekitar 20 juta anak di dunia yang belum divaksinasi bahkan belum mendapatkan vaksinasi yang lengkap. Akibatnya, beberapa penyakit yang dapat menyebabkan kecacatan dan bahkan kematian, yang dapat dicegah dengan vaksin seperti campak, pertusis, difteri, dan polio kembali muncul di negara maju dan berkembang.
Angka kematian anak di Indonesia bersama dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara, diketahui menurun hingga 64 persen antara tahun 1990 dan 2015. Informasi yang dapat dipercaya diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang manfaat imunisasi dan jumlah orang tua yang setuju untuk membawa anak-anak mereka untuk diimunisasi.
Berikut 7 mitos dan fakta seputar imunisasi yang harus diketahui:
Bayi atau anak-anak akan selalu mengalami demam setelah imunisasi
Tidak benar, faktanya demam merupakan reaksi pertahanan tubuh terhadap imunisasi yang diberikan kepada anak. Tergantung pada kondisinya, terkadang anak akan mengalami demam ringan dan dapat disimpulkan bahwa tubuhnya memiliki reaksi pertahanan yang baik dan vaksin yang diberikan tidak sia-sia.
Vaksin menyebabkan autisme