Eri Cahyadi Tak Bangga IPM Surabaya Tertinggi di Jatim, Lho Kenapa?
- IST/Viva Jatim
Karena itu, bagi Eri, IPM hanya sebagai acuan atau tolak ukur untuk memperbaiki segala kekurangan yang ada pada sebuah kota.
Ia pun mengakui, masih banyak pekerjaan rumah (PR) di Kota Pahlawan ini yang harus segera diselesaikan. "Masih banyak PR kita untuk umat yang harus kita jalankan," katanya.
"Karena seharusnya bisa jauh lebih tinggi kalau anggaran ini bisa tepat dengan angka-angka (indikator penilaian) IPM, kita sentuh di sana, maka bisa jauh lebih tinggi," pungkasnya.
Pengaruh Pemulihan Ekonomi Sosial
Seperti diketahui, selama beberapa tahun terakhir, BPS mencatat bahwa IPM Kota Surabaya mengalami peningkatan. Pada Medio 2020 sebesar 82,23 dan meningkat menjadi 82,31 di 2021. Kemudian pada 2022, IPM Kota Surabaya mencapai 82,74 yang merupakan tertinggi di Jatim.
Nilai IPM tersebut menunjukkan bahwa kualitas pembangunan manusia di Kota Surabaya berada pada kelompok status kategori “Sangat Tinggi” (IPM ≥ 80).
Pemulihan ekonomi sosial di tengah pandemi Covid-19, telah membawa pengaruh terhadap IPM di Kota Surabaya. Termasuk pula terhadap meningkatnya seluruh indikator pembentuknya, baik indeks kesehatan, indeks pendidikan, maupun indeks pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan.