Eri Cahyadi Tak Bangga IPM Surabaya Tertinggi di Jatim, Lho Kenapa?

Ilustrasi: Eri Cahyadi hadir di kegiatan PAUD
Sumber :
  • IST/Viva Jatim

Jatim – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Surabaya tertinggi di Jawa Timur (Jatim). Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis pada 15 November 2022, IPM Kota Surabaya mencapai 82,74. 

Ahmad Dhani dan Bayu Dinilai Sepadan Lawan Eri-Armuji di Pilwali Surabaya

 

Namun, ternyata capain itu tak membuat Wali Kota Eri Cahyadi bangga. Apa alasannya? Ia mengatakan, meski IPM Kota Pahlawan pada 2022 ini tertinggi di Jatim, faktanya masih banyak persoalan di Surabaya yang harus segera diselesaikan. 

Isu Poros Baru di Pilwali Surabaya: Gerindra Sodorkan Dhani, Golkar Siapkan Bayu

 

"Jadi sebenarnya IPM adalah penilaian. Tapi buat saya, sebenarnya masih jauh dan kita harus memperbaiki lebih baik lagi. Karena IPM juga dilihat dari lamanya satu orang ini menempuh jalur pendidikan," kata Eri Cahyadi, Minggu 20 November 2022.

Jangan Lupa! Hari Minggu Rujakan di Festival Rujak Uleg di Balai Kota Surabaya

 

Eri menyadari, meski IPM Surabaya tertinggi di Jatim, nyatanya masih ada persoalan. Khususnya di dunia pendidikan yang harus segera diselesaikan. Misalnya, ia mencontohkan, masih adanya pelajar SMA sederajat yang terkendala terkait biaya sekolah.

 

"Bahkan hari ini, adik-adik kita, anak-anak kita yang SMA, masih ada yang tidak bisa ikut ujian karena tidak bisa bayar SPP. SMP juga ada yang belum bisa ambil ijazahnya. Ini yang harus kita kebut (tuntaskan)," ujarnya. 

 

Karena itu, Eri meyakini, jika persoalan pendidikan ini dapat diselesaikan, maka IPM Kota Surabaya bisa lebih tinggi dari angka 82,74. Untuk mencapai hal tersebut, Pemkot membutuhkan keterlibatan semua elemen.

 

"Dan di situlah pemerintah tidak bisa sendiri. Karena ketika semua elemen ini bergerak, maka kita akan tahu kekurangan-kekurangan dan kelemahan kita di mana," ungkapnya. 

 

Karena itu, bagi Eri, IPM hanya sebagai acuan atau tolak ukur untuk memperbaiki segala kekurangan yang ada pada sebuah kota. 

 

Ia pun mengakui, masih banyak pekerjaan rumah (PR) di Kota Pahlawan ini yang harus segera diselesaikan. "Masih banyak PR kita untuk umat yang harus kita jalankan," katanya. 

 

"Karena seharusnya bisa jauh lebih tinggi kalau anggaran ini bisa tepat dengan angka-angka (indikator penilaian) IPM, kita sentuh di sana, maka bisa jauh lebih tinggi," pungkasnya.

 

Pengaruh Pemulihan Ekonomi Sosial

 

Seperti diketahui, selama beberapa tahun terakhir, BPS mencatat bahwa IPM Kota Surabaya mengalami peningkatan. Pada Medio 2020 sebesar 82,23 dan meningkat menjadi 82,31 di 2021. Kemudian pada 2022, IPM Kota Surabaya mencapai 82,74 yang merupakan tertinggi di Jatim. 

 

Nilai IPM tersebut menunjukkan bahwa kualitas pembangunan manusia di Kota Surabaya berada pada kelompok status kategori “Sangat Tinggi” (IPM ≥ 80).

 

Pemulihan ekonomi sosial di tengah pandemi Covid-19, telah membawa pengaruh terhadap IPM di Kota Surabaya. Termasuk pula terhadap meningkatnya seluruh indikator pembentuknya, baik indeks kesehatan, indeks pendidikan, maupun indeks pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan.