AHY Temui Sejumlah Pemimpin Politik Australia, untuk Apa?  

AHY temui sejumlah pemimpin politik di Autralia
Sumber :
  • IST/Viva Jatim

Jatim – Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui sejumlah pemimpin politik dan Pemerintah Australia di Canberra, Senin kemarin, 28 November 2022. 

Deny Widyanarko Siap Lawan Petahana di Pilkada Kediri 2024: Demi Marwah Demokrasi!

Tak hanya itu, AHY juga menjalankan “people to people diplomacy” dengan menemui para akademisi terkemuka di kampus-kampus besar di Negeri Kanguru tersebut. 

“Kunjungan saya kali ini untuk memenuhi undangan Pemerintah Australia. Dulu, terakhir saya ke Australia menjalankan misi kerja sama militer,” katanya. 

Tugas Penting Kandidat Menlu Kabinet Prabowo-Gibran, Jangan Keliru Tunjuk

Kali ini, lanjut AHY, ia kembali memperkuat relasi bilateral Indonesia-Australia. “Untuk mengokohkan fondasi perdamaian dan stabilitas kawasan di Indo-Pasifik,” sambung alumnus Kennedy School of Government, Harvard University tersebut. 

Di Canberra, AHY bertemu dan berdiskusi dengan Gubernur Jenderal David J Hurley, selaku simbol perwakilan Raja Inggris

Demokrat Surabaya Hanya Usulkan Eri-Armuji di Pilwali 2024

Baca juga: AHY Sebut Indonesia Sedang Tidak Baik-baik Saja: Rakyat Rindu SBY!

AHY juga berdiskusi dengan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Australia, Penny Wong; Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Pertahanan Richarf Marles; Menteri Industri dan Science, Ed Husic; dan sejumlah senator ternama dari Partai Buruh dan juga Partai Liberal. 

“Ada banyak isu-isu fundamental yang kami diskusikan, untuk pembangunan ekonomi, demokrasi dan juga meningkatkan hubungan bilateral AusIndo, seperti yang dulu dilakukan oleh Presiden SBY,” ujar pria kelahiran Bandung tersebut. 

AHY menekankan, ia menyampaikan sejumlah isu pokok di berbagai forum tersebut. “Pada tataran global, saya menyoroti multilateralisme yang bermasalah. Juga rivalitas AS dan China di kawasan Indo-Pasifik,” ungkapnya.

“Sebagai negara middle power, saya berharap Indonesia dan Australia bisa bersama-sama menjaga stabilitas kawasan di Indo-Pasifik,” lanjutnya.

Selain itu, AHY menyampaikan tiga tantangan dan peluang bagi hubungan bilateral Indonesia dan Australia. 

Baca juga: Menaikkan Harga BBM Bukan Cara Tepat, Ini 2 Solusi dari Demokrat

“Pertama, hubungan politik kita terjalin sangat baik, namun kita harus meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara, khususnya dalam bidang perdagangan dan investasi,” paparnya. 

Kedua, katanya lagi, trust atau rasa saling percaya adalah kunci penting bagi hubungan kedua negara sahabat ini. “Ketiga, hubungan antara warga Indonesia dan Australia atau people to people contact menjadi key driver dan elemen penting bagi kedua negara,” jelas AHY.

Diskusi dengan Partai Liberal

AHY juga berkesempatan berdiskusi dengan Menteri Bayangan (Shadow Minister) di bidang luar negeri, Senator Simon Birmingham dari Partai Liberal yang menjadi partai oposisi pemerintah saat ini.

Sebagai pihak oposisi di pemerintahan masing-masing, kata AHY, mereka berdiskusi dengan hangat bagaimana bisa terus memajukan hubungan bilateral Indonesia dan Australia ke depan. Begitu juga di kawasan, peran ASEAN perlu ditingkatkan untuk menjaga stabilitas.

Baca juga: MA Tolak 2 Kasasi Moeldoko, Gugatan KLB Demokrat Deli Serdang Kandas!

“Kami pun bersepakat bahwa, hubungan yang baik ini harus terus dilanjutkan, tanpa memandang partai mana yang berada di pemerintahan. Komunikasi aktif di antara oposisi inilah yang menurut saya sangat baik dan perlu diapresiasi,” tambahnya.

Selain itu, selama kunjungan ke Australia, AHY juga dijadwalkan hadir dalam diskusi akademik bersama para akademisi dan pelajar di Australia National University, University of Melbourne, dan Monash University.

Di antara program yang sangat padat tersebut, AHY juga menyempatkan diri untuk bersilaturahmi dengan tokoh dan masyarakat Indonesia di luar negeri, diaspora dan pelajar.

Selama kunjungan kerja di Australia, AHY didampingi Direktur Eksekutif DPP Partai Demokrat, Sigit Raditya dan First Secretary Political The Australian Embassy Jakarta, Tom Coghlan.