Replika Tengkorak Wajakensis dari Belanda Tiba di Tulungagung

Replika tengkorak Homo Wajakensis dari Belanda
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Jatim – Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tulungagung menerima replika tengkorak kepala salah satu Homo Wajakensis atau manusia dari Wajak, merupakan Homo Sapiens pertama di Asia sekitar 40.000 tahun lalu. Replika tersebut langsung dikirim dari Museum Naturalis Biodeversity, Leiden Belanda oleh Natasja Den Ouden.

Komitmen GISLI Tulungagung Bantu Program Pemerintah Jadi Poros Maritim Dunia

Kabid Litbang dan Perencanaan Pembangunan Bappeda Tulungagung, Ridwan menjelaskan, awal mula mendapat replika ini atas permintaan melalui surat elektronik ke dua museum yang ada di Belanda. Beberapa bulan kemudian akhirnya salah satu museum menerima.

"Kami akan melaporkan ke bupati terkait pengiriman dari Museum Boudeversity Naturalis Belanda ke Tulungagung. Nantinya sesuai petunjuk pak bupati, akan ditaruh dimana. Semisal ditaruh di lokasi di Gua Wajakensis, tentunya nanti kita akan menyiapkan melalui Dinas Pariwisata untuk sarana prasarana penunjang," beber Ridwan di Ruang Rapat Bappeda kepada Viva Jatim, Kamis 8 Desember 2022.

Baru 72,14 Persen Capaian UHC di Tulungagung

Namun usulan dari Bappeda sendiri, menurut Ridwan, ada dua pilihan yaitu diletakkan di Museum Tulungagung dan di Gua Wajakensis. Akan tetapi, kalau di museum, sudah ada replikanya tengkorak. Sehingga, Bappeda menyarankan untuk menunjang geoheritage yang ada di lokasi gua wajakensis bisa ditaruh di Wajak.

"Kalau kita taruh replika ini ada sejarah ada narasi yang di sana untuk pendidikan. Karena memang geoheritage ini tujuannya satu untuk pendidikan, dua untuk wisata, dan ketiga untuk kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah," paparnya.

Bayi Kembar Siam di Tulungaung Tercover BPJS, dari Sebelum hingga Usai Operasi

Disinggung soal penambahan replika dari Leiden Belanda, Ridwan mengaku masih akan membicarakan kembali. Sebab, replika mungkin bisa dibuat di Kabupaten Tulungagung, sebab sudah masyhur bahwa orang Tulungagung ahli membuat sebagaimana julukan Kota Marmer.

"Kami tetap izin Ibu Natasha, apakah kita bisa mereplikasi ulang. Karena hak cipta yang asli ada di sana, kalau boleh kita ke depan bikin sendiri sebanyak yang dibutuhkan," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
img_title