Ketua FKPT Jatim Ungkap 4 Tantangan Cegah Radikalisme

Diskusi antiterorisme di Surabaya.
Sumber :
  • Dokumen FKPT

Jatim – Sikap ekstrimisme, intoleransi dan radikalisme adalah awal terjadinya aksi terorisme sebagaimana yang terjadi belakangan ini. Hal ini salah satu tantangan di masa sekarang, apalagi di era digital. Media Sosial sebagai ruang berekspresi dapat dengan bebas mendapatkan informasi tanpa memilah dan memilih.

Aksi Heroik Bocah Muslim Selamatkan Ratusan Orang dari Serangan Teroris di Rusia

Maka, perlu adanya pencegahan sejak dini secara continue untuk mencegah terjadinya tindakan kekerasan di tengah masyarakat yang mengarah kepada terorisme atau tindakan kecil seperti ujaran kebencian. Berangkat dari itu forum “Pencegahan Ekstrimisme” dilaksanakan pada Training of Trainers (TOT) Pencegahan Ekstremisme yang diadakan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur, di Hotel Harris Gubeng Surabaya,  pada tanggal 10-13 Desember 2022.  

Hesti menegaskan dalam penyampaiannya yang disampaikan pada Minggu, 11 Desember 2022, bahwa esktrimisme dan semacamnya menciptakan kondisi yang sangat rawan mengancam atas rasa aman dan stabilitas nasional.

Aksi Terorisme di Rusia Ulah ISIS-K, Kelompok Ekstrem Sempalan Al-Qaeda dan Taliban

Ia juga menjelaskan tentang tantangan yang terjadi pada era ini , yaitu keberagaman masyarakat yang dapat menimbulkan ujaran kebencian. Selain itu, media digital menjadi faktor terhadap masyarakat dengan mudah mengutarakan pendapatnya secara asal-asalan tanpa mengetahui lebih dalam titik permasalahannya. 

Hesti menyampaikan lebih lanjut terkait tantangan yang terjadi di era digital, paling tidak ada empat hal tantangan, pertama, ruang dunia maya yang seperti rimba, sehingga masyarakat dapat menyebarkan narasi kebencian, menghujat atau memaki, kedua, kontestasi tokoh dan elit politik yang panas sehingga masayarakat ikut dengan mudah tersulut untuk melakukan ujaran kebencian, ketiga, suburnya intoleransi dan fanatisme kelompok menumbuhkan keberanian masyarakat mencaci, menghujat dan membenci tokoh politik agama maupun tindakan yang lebih parah dari itu dan keempat, rendahnya literasi digital pelaku medsos sehingga liar.

Program Deradikalisasi di Lapas Madiun Berhasil, 3 Narapidana Terorisme Ikrar Setia NKRI

Hesti menyampaikan pula berkenaan tugas FKPT di masyarakat, di antaranya, pengembangan potensi dan kreativitas yang dimiliki oleh generasi muda sehingga mereka tidak berada pada arus terorisme serta kegiatan yang cendrung pada sikap ekstrimisme, intoleransi dan radikalisme.

"Selain itu, menekankan pentingnya literasi informasi pencegahan terorisme melalui media massa, media sosial dan media lainnya," Terang Hesti yang juga Ketua Laboratorium Hukum Tata Negara FH Ubaya.