Tiga Anggota Gangster di Mojokerto Ditangkap Polisi Usai Viral Hendak Tawuran

3 anggota gangster di Mojokerto diamankan polisi
Sumber :
  • M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

Mojokerto, VIVA Jatim – 3 anggota gangster di Mojokerto diamankan polisi usai video hendak tawuran viral di media sosial. Mirisnya, mereka masih anak di bawah umur.

Tingkatkan Fungsi Humas, Polri Gelar E-Learning Kehumasan di Polda Jatim

Mereka adalah RY (18) warga Desa Sambilawang dan MW (16) warga Desa Puri dan RW (15) warga Desa Plososari Kecamatan Puri, Mojokerto.

Kapolsek Puri AKP Sugeng mengatakan, RY dan MW diamankan lebih dulu di depan Alfamart Jalan Raya Desa Kintelan, Kecamatan Puri oleh anggota Polsek Puri pada Rabu, 9 Oktober 2024 sekitar pukul 02.30 WIB.  Saat itu, Polsel Puri sedang menggelar operasi blue light

Mas Dhito Dapat Ucapan Terima Kasih, Anak Sriani Bisa Lanjutkan Sekolah

Berbekal informasi kedua remaja tersebut, anggotanya meringkus MW RM di kediamannya pada hari yang sama

Selain itu, juga turut diamankan sejumlah barang bukti. Antara lain, 1 pedang  kurang lebih sepanjang 1 meter, 2 pedang mainan terbuat dari paralon panjang 1,5 meter dan 4 ponsel

Polisi Lakukan Penyekatan Jelang Persela Lamongan Kontra Persibo Bojonegoro

“Mereka anggota kelompok gangster Allstars Majakartans,” katanya, Kamis, 10 Oktober 2023. 

Sugeng bilang, penangkapan ini bermula dari adanya video mereka melakukan aksi provokasi terhadap kelompok lain. Kejadian itu berlangsung di depan Alfarmart  Jalan Raya Desa Sawo, Puri, pada Minggu 3 Oktober 2024 dini hari. 

“Mereka merekam aksi melakukan provokasi dengan membawa sejinis celurit. Mereka itu menantang Geng Gukguk yang diawali dari media sosial lalu hendak tawuran. Tapi saat ketemu, anggota Geng Gukguk masuk ke Alfarmart,” ungkapnya. 

Salah satu dari anggota Allstars Majakartans merekam detik-detik aksi provokasi tersebut. Lalu diunggah di media sosial hingga viral. 

“Kalau waktu kejadian mereka  itu ada 14 orang. Tapi yang tertangkap hanya 3 orang. Yang lainnya masih kita cari,” beber Sugeng. 

Sugeng menambahkan, aksi gangster ini bentuk kenakalan remaja yang ingin mencari pengakuan. Namun, sebagian dari kelompok ini hanya sekadar ikut-ikutan. 

“Ini murni kenakalan remeja karena namanya anak-anak itu ingin diakui dang mengusai. Kalau sampai ada ideologi tertentu saya rasa tidak ya,” pungkasnya.