Perekonomian Jatim Triwulan III 2024 Stabil di Angka 4,91 Persen
- Viva Jatim/M Dofir
Surabaya, VIVA Jatim – Pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur tercatat pada angka 4,91 persen di triwulan ketiga tahun 2024. Meski tergolong stabil, perekonomian di wilayah ini cenderung melambat dibandingkan capaian triwulan sebelumnya.
Meski begitu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, M Noor Nugroho, tetap optimis bahwa di triwulan IV 2024, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur akan terus meningkat.
Peningkatan ini terjadi kata dia, karena akan berlangsungnya Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan perayaan Natal serta momen tahun baru (Nataru).
"Disaat Pilkada dan Nataru biasanya turut mendorong aktivitas ekonomi sehingga konsumsi masyarakat meningkat," ucap M Noor saat memberikan paparan pada acara acara Temu Media bertema Sinergi Berkesinambungan Untuk Menjaga Stabilitas dalam Menghadapi Tantangan Global Tahun 2025 di Surabaya, Rabu, 6 November 2024.
Ia mengatakan, perlambatan kinerja ekonomi Jawa Timur pada Triwulan III 2024 terutama disebabkan moderasi net ekspor yang dipengaruhi oleh kenaikan impor terutama pada kelompok bahan baku, termasuk besi baja.
Kemudian pada sisi penawaran, perlambatan terutama disebabkan oleh kinerja Lapangan Usaha (LU) Pertanian seiring normalisasi pasca panen raya padi di triwulan II 2024 dan penurunan produksi cabai rawit dan LU Konstruksi pasca terakselerasi pada awal tahun 2024.
"Kinerja LU Penyediaan Akomodasi Mamin juga termoderasi sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat pasca Idul Fitri dan Idul Adha," lanjutnya.
Sedangkan pada sisi harga, inflasi IHK Jatim pada Oktober 2024 tercatat mengalami inflasi 0,15 persen lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2024 yang mengalami deflasi 0,12 persen dan capaian inflasi nasional sebesar 0,08 persen.
"Secara tahunan, inflasi Jawa Timur tercatat sebesar 1,66 persen year on year, masih terjaga pada rentang sasaran inflasi. Masih terjaganya tekanan inflasi Jawa Timur dalam rentang sasaran tidak terlepas dari kuatnya supaya pengendalian inflasi Jawa Timur melalui implementasi GNPIP yang masif, bersinergi dengan TPIP dan TPID," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Keuangan Provinsi Jawa Timur merangkap Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur I, Sigit Danang Joyo mengatakan, angka kemiskinan di Jawa Timur turun sebesar 0,56 persen menjadi 9,79 persen dibandingkan Maret 2023.
Kemudian angka prevelansi stunting Jawa Timur juga tercatat sebesar 6,10 persen lebih rendah dari target yang ditetapkan sebesar 14 persen.
"Capaian ini berkat kerja keras bersama, serta sinergitas antar lembaga dalam mendukung stabilitas ekonomi nasional," pungkas Sigit