Hari Guru, DPRD Jatim Minta Pemerintah Utamakan Kesejahteraan Guru

Sri Untari Bisowarno
Sumber :
  • VIVA Jatim/A Toriq A

Surabaya, Viva Jatim – Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur Sri Untari Bisowarno mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan kesejahteraan dan perlindungan guru sebagi bentuk apresiasi dan penghormatan karena telah mencerdaskan anak bangsa.

Infrastruktur Transportasi Berdampak Peningkatan Perekonomian Jatim

Dalam memperingati Hari Guru yang jatuh setiap 25 November, lanjut Untari, Pemerintah juga diharapkan dapat melakukan penguatan untuk guru agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan  untuk  menjadi guru di tempatnya masing-masing. 

“Sehingga para guru ini lebih memiliki kompetensi yang cukup dalam rangka melaksanakan tugasnya mendidik dan mengajar anak-anak dimanapun berada,” ujarnya.

Pembebasan Lahan JLS Masih Terkendala, Ini Langkah DPRD Jatim

Bagi guru yang mengajar di tempat-tempat terpencil, katanya, harus lebih diperhatikan. Perhatian itu dapat berupa tunjangan yang lebih tinggi dibandingkan guru yang mengajar di perkotaan.

“Mengapa karena mereka mendapatkan tantangan alam yang tidak sama dengan di kota misal yang di Masalembu yang di pulau-pulau di Madura itu yang kemudian di Bawean dan Nusa Barung Jember," ujarnya.

DPRD Akan Kawal BUMD untuk Maksimalkan PAD Jatim

"Mereka akan bekerja tiap hari untuk mendidik putra-putri anak-anak kita. Karena mereka tempatnya jauh, bahkan menyeberang lautan perlu diberikan tunjangan yang lebih dibandingkan yang lain,” tuturnya.

Menanggapi fenomena banyaknya guru yang dikriminalisasi, maka pemerintah harus bijak dalam mengambil putusan soal itu. Lebih dari itu, antara orang tua dan guru harus bisa saling mengerti dan melakukan tindakan yang wajar dan tidak berlebihan.

"Kalau saya melihat saya amati dengan cermat ini sama-sama perlu untuk menahan diri. Misal guru juga jangan berlebihan atau berakting di dalam mengajar. Yang merasa memiliki otoritas penuh di dalam kelas sehingga kadang tidak demokratis mencoba menyakiti fisik atau menyakiti pikiran dan perasaan anak-anak. Kadang kita sebagai guru lupa bahwa kita ini pendidik, kita berpikir bahwa kita punya otoritas tunggal di dalam kelas. Sehingga terkadang keluar kata-kata yang kurang tepat dan juga tangan kita menyakiti anak-anak. Tolong dijaga betul oleh rekan-rekan guru supaya tidak terjadi kelepasan,” terangnya.

Untari mengatakan, orang tua pun harus demikian, tidak gampang tersulut emosi dengan melakukan kriminalisasi kepada guru. Orang tua harus jeli terhadap laporan yang dikatakan anaknya.

"Kalau mendapat laporan dari anak-anaknya yang sedang belajar itu harus didalami secara baik dulu apakah anaknya ini benar apa enggak,” katanya.

“Nanti laporan dari anak-anak asal saja, kemudian diterima orang tua tanpa mempertimbangkan yang lain lalu kemudian melaporkan pada polisi," pungkasnya.