Warga Pulau Bawean Sepekan Terisolasi gegara Cuaca Ekstrem
- Istimewa
Jatim – Warga Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, hampir sepekan terisolasi gara-gara cuaca ekstrem. Sementara stok bahan pokok di sana sudah menipis gara-gara tak bisa dipasok dari Pulau Jawa karena gelombang tinggi yang mengakibatkan angkutan laut Gresik-Bawean lumpuh total.
Warga Bawean bernama Faiz menuturkan, sejak beberapa hari lalu hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang melanda pulau yang ada di utara Gresik itu. Di sisi lain, air laut yang pasang menyebabkan aliran air dari sungai tertahan dan ujung-ujungnya meluap memasuki permukiman warga di sejumlah dusun di Kecamatan Sangkapura dan Kecamatan Tambak.
Akibatnya, sejumlah infrastruktur seperti jembatan penghubung antardesa ambruk dan terputus. Secara ekonomi, kondisi tersebut membuat 107 jiwa yang mendiami Pulau Bawean bertahan dengan stok bahan pokok seadanya. Imbas lainnya ialah harga sejumlah kebutuhan pokok meroket. Selain itu, pihak PLN juga menerapkan pemadaman bergilir karena pasokan bahan bakar untuk mesin pembangkit listrik terhenti.
Operator kapal cepat Express Bahari, Taufik, membenarkan bahwa pihaknya menghentikan operasi kapal penyeberangan Gresik-Bawean sejak Jumat pekan lalu karena cuaca ekstrem yang mengakibatkan timbulnya gelombang tinggi.
“Sampai saat ini cuaca masih belum kondusif. Kapal juga masih belum bisa beroperasi, karena masih cuaca buruk," kata Taufik dikonfirmasi secara terpisah, Rabu, 28 Desember 2022.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gresik, F.X Driatmiko Herlambang mengatakan, cuaca ekstrem sudah terjadi sejak beberapa hari lalu. Hujan lebat disertai gelombang laut tinggi menerjang Perairan Gresik.
Sebagaimana laporan BMKG, cuaca Bawean dilaporkan masih hujan lebat siang-malam. Angin kencang dan gelombang besar diatas 2,5 meter, dan wilayah perairan Bawean bagian selatan gelombang laut mencapai 3 meter. Kondisi ini diperkirakan masih akan terjadi hingga 1 januari 2023.