Pemkab Banyuwangi Sediakan Pasar Takjil Ramadan di Sejumlah Lokasi untuk Warga
- Istimewa
Banyuwangi, VIVA Jatim –Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, menyiapkan pasar takjil sebagai peluang positif untuk menggerakkan perekonomian warga dan pelaku usaha mikro selama bulan puasa Ramadan 1446 Hijriah.
Pasar takjil yang dikemas dalam "Festival Ngerandu Buko" (menunggu waktu berbuka puasa) ini, selain tersebar di kecamatan dan desa, juga telah disiapkan di beberapa titik baru, salah satunya di kawasan Pantai Marina Boom.
"Selain melestarikan tradisi berburu takjil, momentum ini kami jadikan sebagai upaya untuk mendorong geliat perekonomian warga. Tidak hanya UMKM saja, bahkan banyak ibu-ibu rumah tangga yang memanfaatkan pasar takjil ini untuk berjualan guna menambah ekonomi keluarga," kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, di Banyuwangi, Sabtu.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk membawa wadah atau kantong belanja sendiri saat berbelanja takjil di pasar tersebut.
"Silakan berburu makanan dan minuman di pasar-pasar, tetapi jangan lupa untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Bawa kantong belanja sendiri, dan bawa wadah jika memungkinkan. Ayo, kita biasakan membawa kantong belanja dari rumah," katanya.
Bupati Ipuk juga mengingatkan para pedagang agar memperhatikan kebersihan makanan yang dijajakan. Selain rasa dan tampilan yang menarik, pemilihan bahan juga harus diperhatikan.
"Nanti akan ada laboratorium kesehatan keliling yang menguji kualitas makanan dan minuman secara bergilir di sejumlah pasar takjil untuk memastikan higienitas makanan yang dijajakan. Kami berharap, makanan yang ada tidak hanya lezat, tetapi juga sehat," ujarnya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Dwi Yanto, mengatakan pemerintah daerah telah mengeluarkan imbauan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik dalam pelaksanaan pasar takjil Ramadan.
Tak hanya pengunjung, para pedagang yang membuka lapak di pasar takjil Ramadan juga diimbau untuk tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai sebagai wadah dagangan.
"Sebagai gantinya, kami minta pedagang untuk menyediakan kantong berbayar yang ramah lingkungan. Langkah kecil seperti ini harus dimulai untuk mengurangi sampah plastik yang telah menjadi isu besar dalam pengelolaan sampah," kata Dwi Yanto.