Satgas Pangan Polres Mojokerto Temukan 3 Harga Komoditas Pangan di Pasar Tradisional Tinggi
- Viva Jatim/Luthfi
Mojokerto, VIVA Jatim – Tim Satgas Pangan Polres Mojokerto bersama sejumlah pemangku kepentingan dari Pemkab Mojokerto melalukan inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Raya Mojosari. Alhasil, tim menemukan harga minyak goreng, cabai rawit dan bawang merah masih bertahan tinggi.
Sidak yang dipimpin Tipidek Satreskrim Polres Mojokerto Ipda Dawan Naibaho ini digelar pada Rabu, 5 Februari 2025. Ia didampingi beberapa petugas dari Disperindag serta Dinas Pangan dan Perikanan (Dispari) Kabupaten Mojokerto.
Dawan Naibaho mengatakan, sidak ini tak lain bertujuan untuk memastikan stok maupun harga bahan pokok penting (bapokting) aman. Kendati stoknya dipastikan aman pada bulan Ramadan ini, sejumlah bahan pokok memang mengalami kenaikan harga secara fluktuatif.
"Kami akan koordinasi dengan dinas terkait dan distributor agar (harga bapokting yang tinggi) bisa kami tekan. Kami tekankan ke distributor agar tidak menaikkan harga supaya di pasar juga tidak ikut naik. Mengingat masyarakat keberatan kalau terjadi kenaikan harga,” katanya.
Contohnya, harga komoditas minyak goreng bersubsidi MinyaKita seharga Rp 17.500/liter yabg sebelumnya hanya Rp 15.000/liter. Harga tersebut lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET), yaitu Rp 15.700 per liter.
Komoditas lain seperti cabai rawit dan bawang merah masih tinggi meski ada penurunan. Untuk cabai rawit Rp 80.000/kg yang sebelumnya pada awal Ramadan tembus Rp 105.000/Kg. Sedangkan Cabai merah turun dari Rp 60.000 menjadi Rp 50.000/Kg, bawang putih naik sejak 2 hari lalu dari Rp 35.000 menjadi Rp 37.000/Kg.
Untuk cabai merah, bawang merah yang awal Ramadan lalu Rp 26.000/Kg kini tembus Rp 35.000/Kg.
Dawam memastikan bahwa pihaknnya bersama sejumlah pemangku kepentingan seperti Disperindag dan Dispari akan ikut melakukan langkah antisipasi lonjakan harga.
Ia juga mewanti-wanti semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok bapokting tidak melakukan penimbunan maupun memainkan harga. "Apabila kami dapat laporan atau temuan, pasti kami tindak tegas para penimbun," tegasnya.
Sementara, Kabid Usaha Perdagangan Disperindag Kabupaten Mojokerto, Eny Rositawati akan melaksanakan operasi pasar (OP) untuk menekan lonjakan sejumlah harga komoditas pangan. Rencananya, OP digelar setiap Rabu dan Jumat sampai 21 Maret mendatang. Lokasinya di pasar-pasar tradisional milik Pemkab Mojokerto secara bergilir.
"Kami upayakan OP menjual beras, minyak goreng, gula, cabai rawit, telur dan bawang merah. Saat ini harga cabai rawit yang paling tinggi. Kami upayakan saat OP membawa cabai dari petani Dawarblandong untuk membantu masyarakat mendapatkan cabai dengan harga terjangkau," cetusnya.
Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto, Nur Aisah memberi akses para pedagang ke distributor Minyakita. Sebab Minyakita di Pasar Raya Mojosari dijual di atas HET karena pedagang mendapatkan pasokan dari sales, bukan dari distributor resmi.
"Kami beri akses ke distributor supaya pedagang dapat harga di bawah HET, jualnya juga bisa di bawah HET," terangnya.
Selaras dengan Disperindag, tambah Aisah, pihaknya juga akan menggelar gerakan pangan murah (GPM) pada 6, 12 dan 25 Maret 2025. "Komoditas yang lagi naik kami sediakan di GPM, yaitu beras, bawang merah, minyak goreng dan cabai rawit. Karena kami jual dengan harga dari kandang atau dari produsen atau dari tangan pertama," tandasnya.