Jelang Panen Padi, Petani Diminta Waspadai Bakteri Leptospira
- Istimewa
Jatim – Bakteri Leptospira mulai merebak di Jawa Timur, khususnya di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Untuk itu, menjelang musim panen padi, para petani diimbau untuk mewaspadai sebaran penyakit yang satu ini. Apalagi bagi mereka yang bekerja sebagai tukang panen padi keliling dari satu sawah ke sawah lainnya.
Imbauan ini disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Penularan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan, drg Nurfarida. Ia pun meminta agar petani tak melibatkan pekerja yang memiliki luka untuk memanen padi di area persawahan, tidak berada di selokan aliran air pertanian atau bahkan ladang.
Hal ini karena banyak penyakit yang dapat ditimbulkan, di antaranya yang tengah merebak saat ini adalah leptospirosis, atau bakteri yang dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi, seperti tikus, sapi, anjing dan babi.
“Kita kadang mengabaikan dengan tidak menggunakan alat pelindung seperti sepatu saat berada di lahan pertanian.Untuk saat ini kami minta petani atau masyarakat untuk meningkatkan dan mengetahui bahayanya. Leptospirosis tengah mewabah dan sudah menjangkiti ratusan orang,” ungkapnya, seperti dikutip dari VIVA, Sabtu, 4 Maret 2023.
Seseorang yang menderika luka, kemudian terendam air yang sudah terkontaminasi dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira, berpotensi terinfeksi. Karenanya ia meminta semua pihak harus menyadari bahaya bagi kesehatan.utamanya bakteri leptospora ini.
“Ini juga harus disosialisasikan kepada masyarakat agar tahu pencegahannya. Secepatnya juga kita akan terus mengatasi dan upaya pencegahan jangan sampai leptosporosis menjadi kejadian luar biasa (KLB),” tambahnya.
Selain musim panen, musim penghujan juga harus diwaspadai. Penyakit-penyakit yang sering terjadi di musim penghujan adalah Diare, Demam berdarah. Musim hujan juga menjadi pemicu Leptospirosis semakin meluas.
Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan. Hewan penular utamanya adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya.
Pada musim hujan khususnya ketika banjir, tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri. Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia, di mana kotoran dan kencingnya akan bercampur dengan air dan tanah.
Faktor kebersihan lingkungan memegang peranan penting untuk mencegah atau setidaknya mengurangi resiko meluasnya penyebaran bakteri.