Warga Nahdliyin Jatim Meradang, Erick Thohir Jangan Manfaatkan NU untuk Pilpres

Massa demo melakukan tuntutan kepada PWNU Jatim
Sumber :
  • Viva Jatim/A Toriq A

JatimMassa Nahdliyin Bersuara untuk Bangsa (Nusa Bangsa) meradang melakukan demonstrasi di depan PWNU Jatim menyebut saat ini ada pemodal yang memanfaatkan nama besar NU hanya untuk kepentingan pilpres 2024 mendatang. 

KH Marzuki Mustamar Muncul Jadi Penantang Khofifah di Pilgub Jatim 2024, PKB: Menarik!

Ketua Pembina Majelis Taklim Syaikh Muhammad Arsyad Albanjari Kalibaru Banyuwangi, Kiai Iskandar Zulkarnaen yang mempelopori aksi demonstrasi tersebut mengatakan ada oknum berduit memanfaatkan nama NU bahkan dengan cepat masuk menjadi anggota Banser yang merupakan salah satu banom NU. 

"Yang jelas, warga NU sudah tau bahwa hanya karena kepentingan harta, kepentingan sesaat, Banser dimasuki oleh tokoh naturalisasi, tidak murni dari warga NU. Itu sangat berbahaya," katanya seusai aksi demonstrasi. 

Jika Kiai Marzuki Maju di Pilgub Jatim, ARCI: Suara NU akan Terbelah

Kiai Iskandar memang tidak secara tegas mengatakan oknum tersebut adalah Menteri BUMN dan Ketua PSSI Erick Thohir. Namun, ciri-ciri oknum yang dikatakan Kiai Iskandar persis dengan Erick Thohir yang disebut ahli sepak bola. 

"Kalau Indonesia ingin bahagia harus dipimpin negarawan sejati, bukan pemilik modal dan bukan ahli sepak bola," terangnya. 

3 Pemain Naturalisasi akan Berpeluang Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Lebih dari Erick Thohir, lanjut Kiai Iskandar, masih banyak kader asli NU yang mempunyai kompetensi dalam mengelola negara, seperti Mahfud MD, Muhaimin Iskandar, bahkan Khofifah Indar Parawansa yang dinilai bagus memimpin Jawa Timur. Ia katakan, tokoh-tokoh NU seperti ini yang seharusnya didukung dan dimunculkan ke permukaan, bukan malah kader karbitan yang memanfaatkan kebesaran nama NU hanya untuk kepentingan sesaat. 

"Iya harus benar-benar dari NU jangan sampai naturalisasi. Soalnya sudah jelas bahwa karena kepetingan harta sehingga Banser dimasuki oleh toko naturaliasi dan tidak murni NU," paparnya. 

Kiai Zulkarnaen juga berpesan ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan pengurus NU diberbagai tingkatan agar waspada terhadap oknum-oknum yang menjual nama NU kepada pemilik modal. Sebab, jika hal tersebut dibiarkan maka NU hanya tinggal nama dan hancur, dan ini berpotensi buruk terhadap masa depan bangsa. 

"Pengurus NU, jangan sampai di NU ada oknum yang menjual NU dan agama. Kalau sudah suka menjual agama untuk kepentingan sesaat, agama dan NU akan hancur," tegasnya.