Kisah Inspiratif AKP Suyono Amankan Pulau Terluar, Sewa Kapal Nelayan hingga Tempuh 16 Mill

Suasana pengamanan pulau terluar Trenggalek oleh tim gabungan
Sumber :
  • Madchan Jazuli/ Viva Jatim

JatimPengamanan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi sebuah kewajiban bagi TNI/Polri. Dibalik tugas mulia itu, ternyata ada beragam cerita suka-duka selama bertugas di lapangan. Salah satunya, harus menempuh belasan mill untuk mengamankan pulau terluar dengan menggunakan perahu seadanya. 

PDI Perjuangan Jatim Sambut Positif Putusan MK tentang Netralitas TNI/Polri dalam Pilkada

Cerita tersebut dialami oleh Ajun Komisaris Polisi, Suyono SH MHum yang saat itu masih menjabat di Polsek Watulimo di 2021-2023. Dirinya bersama tim gabungan yang berasal dari Polisi Air (Polair), TNI Angkatan Darat, Angkatan Laut, Satpol PP, hingga Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) melakukan pengecekan bersama di pulau terluar.

"Watulimo ini memiliki garis pantai yang cukup panjang di wilayah Trenggalek dan istimewanya memiliki 2 pulau terluar di antaranya adalah Pulau Sekel dan pulau Panehan perlu kita amankan," ujar AKP Suyono, Sabtu, 10 Juni 2023.

Upaya Penyelundupan Miras dari Bali ke Bawean Berhasil Digagalkan Satpol PP Gresik

Wajah teduh polisi yang pernah mendapat penghargaan personel berprestasi dan teladan, saat menjabat Kasatbinmas selama 5 tahun ini mengaku cukup memiliki kesan tersendiri. Lantaran, melaksanakan patroli gabungan ke pulau terluar dalam rangka mengantisipasi kejadian kejadian ataupun kejahatan yang terjadi di wilayah perairan Trenggalek, khususnya Kecamatan Watulimo menjadi tantangan dalam pengabdiannya.

Mengutip Wikipedia bahwa Pulau Sekel atau Pulau Ngekel merupakan salah satu pulau terluar Indonesia terletak di Samudra Hindia langsung berbatasan dengan negara Australia. Secara administratif masuk Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Pulau kecil ini memiliki luas 0,01 km² terletak paling selatan lepas pantai Pulau Jawa.

Angin Kencang Terjang Mojokerto, Sejumlah Bangunan Rusak-Pohon Tumbang

Pulau Sekel berada di 08°24'9" LS - 111°42'41 Bujur Timur. Sedangkan Pulau Panehan berada di 08°24'9" LS - 111°42'41 Bujur Timur. Jarak kedua pulau tersebut jika ditambahkan sejauh belasan mill dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi.

"Jarak tempuh ke Pulau Sekel itu dari Prigi kurang lebih 4 mil sedangkan Pulau Panehan itu kurang lebih 12 mil," bebernya.

Polisi yang saat ini menjabat Kabag Ops Polres Trenggalek menuturkan, kendala yang dihadapi selama ini adalah terkadang cuaca buruk sehingga ombak tinggi. Oleh karena itu, pihaknya selalu koordinasi dengan BMKG, selalu memantau perkembangan yang ada di wilayah Perairan Selatan Trenggalek.

Ditemui di Masjid Polres Trenggalek, ia menjelaskan apabila cuaca baik dan memungkinkan, tim gabungan akan melaksanakan patroli ke arah dua pulau terluar. Selain itu, kendala yang dihadapi petugas belum memiliki kapal yang memenuhi syarat keamanan untuk transportasi menempuh ke Pulau Sekel dan Pulau Panehan.

"Oleh karena itu, kita menggandeng nelayan yang punya Kapal Porsen itu untuk kita sewa, kita gunakan untuk patroli bersama," ujarnya.

Pria yang hobi berenang dan bersepeda ini menjelaskan kedua pulau memiliki menara mercusuar milik Kementerian Perhubungan Laut. Selain tim gabungan dari Trenggalek, setiap saat dari Kementerian Perhubungan laut melaksanakan patroli ke sana untuk memantau mercusuar.

Sehingga antara kedua tim saling mengisi, apabila lampu mercusuar mati pada saat tim gabungan patroli, pihaknya langsung menginformasikan juga kepada Kementerian Perhubungan Laut, begitupun sebaliknya. 

"Kebetulan kami juga punya koneksi ke sana jadi saling menginformasikan," terangnya.

Inovasi Pasir Padang-Kandani Maksimalkan Keamanan dari Nelayan

Luas wilayah Kecamatan Watulimo memiliki luas 9.086 Ha membuat polisi membuat inovasi melibatkan nelayan dan warga setempat dalam hal keamanan di pesisir. Program yang digagas oleh Suyono yaitu 'Padang Pasir' Patroli Ledang Pantau Pesisir dan 'Kandani' Komunikasi Anda dengan Kami.

Pasalnya, Suyono tidak menampik bahwa anggotanya dan tim gabungan tidak bisa setiap minggu dan setiap saat memantau lokasi pegunungan, perbukitan dan lautan. Sehingga pihaknya mempunyai inovasi di Watulimo melalui 'Padang Pasir' dan juga 'Kandani'.

Inovasi yang dibuat Suyono, saat menjabat Kapolsek Watulimo merupakan upaya melaksanakan patroli di sekitar pesisir dengan menggunakan alat bantu dengn melihat jarak jauh. Sehingga bisa melihat hal-hal yang dimungkinkan mencurigakan dari kejauhan.

Lalu, untuk Patroli Padang Pasir, dikatakannya juga digunakan sebagai media berdialog dengan para nelayan. Apabila di saat nelayan menemukan orang yang datang di sekitar perairan, agar menginformasikan kepada Polsek Watulimo.

Sedangkan untuk Program 'Kandani' Komunikasi Anda dengan Kami, polisi menyediakan nomor telepon Call Center yang bisa diakses oleh nelayan. Termasuk juga menggandeng dari radio komunitas petani dan nelayan menggunakan 2 meteran yang bisa dijangkau ke sana.

"Kami mengharap masyarakat itu berperan aktif dalam menjaga Kamtibmas. Masyarakat nelayan apabila mendapatkan informasi yang mencurigakan terkait orang asing, pencurian ikan dan sebagainya, bisa menginformasikan kepada kami melalui HT maupun nomor HP terus," imbuhnya.

Pucuk dicinta ulampun tiba, atas dedikasi tak kenal lelah, pria asli Probolinggo ini mendapat apresiasi dari Kapolres Trenggalek, Ajun Komisaris Besar Polisi Alith Alarino. Terbukti, sukses memberikan rasa aman, nyaman sekaligus menumbuhkan kesadaran patuh hukum kepada masyarakat terutama para nelayan dan pelaku wisata di Watulimo.

Suyono mengaku, nelayan telah memiliki HT yang bisa digunakan sebagai alat komunikasi. Komunikasi tersebut juga ikut membantu kepolisian dalam memantau di berbagai kondisi, baik di laut ataupun di hutan.

Menurut pria yang pernah menjabat Kapolsek Pule Trenggalek ini mengaku, para nelayan sebagian besar tergabung dalam organisasi Radio Amatir Penduduk Indonesia (RAPI). Ketika ada laporan siaga dari nelayan, kepolisian bisa sigap dan responsif lebih cepat menggunakan alat bantu HT.

Total ada 100an nelayan yang sudah memiliki HT. Sinergitas antara nelayan dengan pihak kepolisian membuat Watulimo yang notabene merupakan wilayah pesisir, kondusifitas dan keamanan terjaga.

"Alat komunikasi HT itu yang bisa berkomunikasi dengan kami baik yang ada di laut maupun di pegunungan yang tidak terjangkau sinyal HP," jelasnya.

Pantauan VIVA Jatim, beberapa kejadian laka laut yang terjadi di Watulimo petugas baik dari kepolisian, TNI AL, AD, Polair, Posmat, Basarnas dan relawan mengerahkan kekuatan untuk melakukan pencarian secara responsif.

"Apabila ada nelayan tenggelam, terkena ombak dan sebagainya mudah menginformasikan kepada kami. Sehingga kami akan lebih cepat berkoordinasi dengan instansi terkait," tandasnya.

Terpisah, salah satu warga sekaligus nelayan Kecamatan Watulimo, Wignyo Handoyo menjelaskan bahwa kepemimpinan Kapolsek Watulimo yang saat itu diemban oleh AKP Suyono cukup berkesan. Lantaran, program Padang Pasir dan Kandani efektif diterapkan di masyarakat pesisir.

"Kami selaku warga sangat kehilangan sekali sosok Pak Suyono di tarik ke Polres lagi. Karena program-programnya beliau sangat baik, ditambah sosok Kapolsek dekat dengan tokoh masyarakat hingga ke nelayan," ujar Handoyo saat dikonfirmasi.

Pria berusia 41 tahun ini mengaku, warga sipil hingga nelayan dengan AKP Suyono tidak pernah canggung. Sebab, sosoknya yang dekat dengan masyarakat ikut membaur tanpa ada sekat.

Perihal kejadian keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibhmas), Handoyo mengaku selama ini petugas sangat responsive. Jika terjadi nelayan tenggelam, longsor, pohon roboh, kepolisian dan tim gabungan selalu sigap.

"Misalkan ada nelayan tenggelam, langsung komunikasinya cepat, baik dengan lintas sektor seperti Basarnas dan lain-lain. Ketika ada bencana saat siang atau tengah malam, langsung set pokoknya," paparnya.

Pria yang hobi menyanyi ini benar-benar salut atas dedikasi AKP Suyono. Low profile beliau menjadikan warga Watulimo tidak akan pernah melupakan. Pengamanan hingga imbauan tidak hanya bagi nelayan, warga di darat, termasuk juga di sektor wisata yang kerap memakan korban gegara ombak tinggi.

"Pak Suyono kedekatannya bukan hanya nelayan, tapi semua organisasi lintas sektor baik dari teman-teman paguyuban nelayan, organisasi sosial, keagamaan sangat dekat. Misalkan Pak Suyono menghendaki begini semua ikut nyengkuyung," tutupnya.