PKS Buka Posko Pengaduan Insiden Maut Kanjuruhan
- Viva Jatim/A Toriq A
Jatim – Insiden maut di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, yang menewaskan 129 orang usai laga Persebaya versus Arema FC pada Sabtu malang, 1 Oktober 2022, menyita keperihatinan mendalam. Tak terkecuali Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Malang dengan membuka posko pengaduan.
Anggota DPRD Jatim dari Fraksi PKS, Dwi Hari Cahyono mengatakan dibukanya posko tersebut diharapkan masyarakat bisa mengadu atas keluarga yang menjadi korban insiden kerusuhan maut tersebut.
"Kami buka di kantornya DHC Kota Malang kepada masyarakat yang ingin mengetahui keluarganya yang menjadi korban kerusuhan tersebut," kata Hari Cahyono kepada VIVA Jatim, Minggu 2 Oktober 2022.
Dia mengatakan, posko tersebut dibuka untuk membantu keluarga bisa akses langsung dengan pihak rumah sakit di Malang untuk melacak korban yang sedang dirawat di rumah sakit.
"Kami juga apresiasi pihak rumah sakit di Malang yang membebaskan biaya bagi suporter yang dirawat disana," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, jumlah korban insiden Kanjuruhan setidaknya ada 129 orang, dua di antaranya dari pihak kepolisian. Sebanyak 180 orang lainnya masih dalam perawatan di sejumlah rumah sakit di Malang dan sekitarnya.
“180 orang masih dalam proses perawatan masih dalam proses penyembuhan tim medis,” kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam konferensi pers di Markas Polres Malang, pada Minggu, 2 Oktober 2022.
Irjen Pol Nico Afinta menjelaskan, insiden kerusuhan itu bermula ketika laga antara Persebaya versus Arema FC berakhir dengan skor 3-2 untuk Persebaya, pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Jagoannya kalah, suporter Arema kemudian turun dan merangsek masuk ke dalam lapangan untuk meluapkan kekecewaan dan mengejar pemain dan official Arema FC.
Tim Persebaya Surabaya buru-buru dievakuasi petugas dengan kendaraan taktis. Massa semakin anarkis sehingga menyebabkan dua petugas kepolisian meninggal dunia. Kemudian petugas melakukan tembakan gas air mata ke arah massa. Nah, saat itulah massa panik dan mundur hingga terjadi penumpukan orang, sehingga banyak yang pingsan dan terinjak-injak.
"Mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar, kalau enggak salah itu pintu 10 atau pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim gabungan ini dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion," ujar Irjen Pol Nico Afinta.