Keseruan Teater Keliling Calon Arang di 5 Kota, Sumenep Salah Satunya
- Mukhammad Dhofir /Viva Jatim
Sumenep, Viva Jatim - Teater keliling mementaskan cerita rakyat dari Bali berjudul 'Musikal Calon Arang' digelar secara maraton di lima kota tanah air.
Salah satu diantaranya di Andhap Asor, Komplek Keraton Sumenep, Pulau Madura pada Selasa, 19 September 2023.
Sebelum menyapa masyarakat Sumenep, teater keliling sempat unjuk gigi di Bandung pada 15 September 2023 dan Kudus pada 17 September 2023, setelah itu baru ke Sumenep.
Usai dari kabupaten paling ujung timur Pulau Madura tersebut, para seniman melanjutkan pementasan di Makassar pada 21 September 2023 hingga Toraja, 24 September 2023 kemarin.
Pertunjukan berkonsep drama musikal ini berlangsung seru, sebagai bagian program Bakti Budaya Djarum Foundation yang sukses menghibur penonton tahun 2022 lalu.
"Teater Keliling senantiasa menghadirkan pertunjukan yang unik dan sarat pesan. Melalui perjalanan tak henti-hentinya ke berbagai penjuru Indonesia, kelompok ini berhasil menghibur dan menyebarkan cinta budaya di hati para penikmat seni di berbagai daerah yang dikunjunginya," ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, ditulis Selasa 26 September 2023.
Ia menambahkan, konsep pentas seni tersebut tampil berkolaborasi dengan para pegiat seni daerah masing-masing. Yang diiringi dengan musik, bela diri, tari serta nyanyian.
"Sehingga ada semakin banyak seniman daerah yang terlibat dalam seni pertunjukan ini. Melalui kolaborasi ini, mereka belajar tentang nilai-nilai budaya, warisan nenek moyang dan pesan-pesan yang tersembunyi dalam setiap kisah yang dipentaskan," lanjutnya.
Pihaknya berharap, dengan pertunjukan itu masyarakat akan semakin mencintai kebudayaan lokal. Juga memiliki kebanggaan akan warisan dan budaya bangsa.
"Dan membantu menjaga tradisi-tradisi berharga agar tetap hidup dalam benak dan jiwa generasi muda kita," tandas Renitasari Adrian.
‘Musikal Calon Arang’ sendiri bercerita tentang hidup seorang dukun sakti nan keji di sebuah desa bernama Desa Girah. Dukun itu bernama Nyi Rangda, sosok ibu yang menyayangi anaknya, Ratna Manggali.
Ratna adalah sosok cantik ‘yang terkutuk', ia tidak kunjung mendapat pendamping akibat ketakutan orang-orang terhadap sosok sang ibu yang menyeramkan.
Bayang-bayang Nyi Rangda, sang dukun sakti menjadi konflik utama dari kisah yang mempertemukan karakter demi karakter.
Dolfry Inda Suri, Ketua Yayasan Teater Keliling menambahkan, Indonesia memiliki keberagaman budaya dan suku bangsa yang kental akan legenda atau cerita rakyat. Sehingga menurutnya, hal itu menjadi penting untuk dilestarikan melalui berbagai cara seperti teater keliling.
"Melalui kreativitas, cerita rakyat akan disajikan dalam konsep pertunjukan modern namun tidak kehilangan sisi tradisionalnya sebagai bentuk bangga terhadap apa yang budaya kita miliki. Harapannya tentu para milenial dapat mengenal cerita-cerita rakyat ini sebagai kekayaan yang perlu diceritakan secara turun temurun agar tidak punah keberadaannya dan sekaligus mengingatkan kembali bahwa Indonesia tidak kalah kaya dari negara-negara luar dengan materi cerita rakyat yang klasik dengan ciri khas daerah masing-masing yang begitu unik," ucap Dolfry.
Untuk diketahui, teater Keliling berdiri sejak 13 Februari 1974. Selama 49 tahun terus berkeliling dari Sabang sampai Merauke dan 11 negara di dunia dengan mementaskan lebih dari 1600 pertunjukan.
Teater Keliling didirikan oleh Dery Syrna, Rudolf Puspa, Buyung Zasdar dan Paul Pangemanan. Dibantu juga oleh tokoh teater lainnya yaitu Jajang C Noer, Saraswaty Sunindya, Ahmad Hidayat, Willem Patrijawane, Syaeful Anwar dan RW Mulyadi.
Visi teater keliling ialah terus menebarkan nilai-nilai kemanusiaan demi Indonesia yang lebih baik melalui pendidikan karakter dan mental.