Sambil Luncurkan Logo Hari Santri 2023, Menag Sebut Santri Pelopor Jihad Intelektual di Era Digital

Menag Gus Yaqut
Sumber :
  • Viva

“Bahkan dikatakan bahwa berperang melawan penjajah adalah kewajiban setiap individu (fardlu ‘ain) bagi yang berjarak 94 km dari kedudukan musuh,” ujar pria asal Rembang Jawa Tengah itu.

Deportasi dan Denda Rp400 Juta Menanti Jika Nekat ke Arab Saudi Tanpa Visa Haji

secara kontekstual, “Jihad Santri Jayakan Negeri” menegaskan bahwa santri terus berkontribusi aktif dalam memajukan negeri. Dikatakan Gus Men, makna jihad secara kontekstual tidak selalu identik dengan berperang angkat senjata. “Jihad santri secara kontekstual adalah jihad intelektual, di mana para santri adalah para pejuang dalam melawan kebodohan dan ketertinggalan. Santri juga turut berjuang dan mengambil peran di era transformasi digital,” ujarnya.

“Santri adalah teladan dalam menjalani jihad ini. Dengan buku sebagai senjata dan pena sebagai tongkat kebijaksanaan, mereka memperdalam ilmu dan menyebarkan cahaya. Mereka juga ikut mengisi ruang-ruang digital untuk penguatan literasi keagamaan yang moderat berdasarkan prinsip Islam rahmatan lil alamin,” tandasnya.

Menag Imbau Jangan Nekat ke Arab Saudi Tanpa Visa Haji: Tahun Ini Super Ketat!

Ada juga jihad di bidang ekonomi, kata Gus Men, dan para santri harus berdiri di depan untuk menyejahterakan masyarakat dan mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Termasuk juga jihad politik, di mana para santri harus menjadi teladan dalam momentum demokrasi, memilih pemimpin secara rasional dan terbaik. Jangan memilih pemimpin yang ambisius dan suka menggunakan politik identitas saat kampanye. 

“Dalam momentum politik tahun depan, saya minta santri harus solid dan satu barisan. Jaga kesejukan, kerukunan, dan jauhi orang-orang yang menggunakan agama untuk kepentingan praktis,” tandasnya.

Kemenag Siapkan Layanan Terbaik untuk Jamaah Haji 2025 di Tanah Suci

Berita ini telah dipublikasikan di Viva.co.id Berjudul 

https://www.viva.co.id/edukasi/1644572-menag-sebut-santri-harus-jadi-pelopor-jihad-intelektual-di-era-digital?page=3