Tabeplast Forest Area Tuban, Dulu Tempat Begal Kini Jadi Wisata Edukatif

Suasana belajar di Tabeplast Forest Area Tuban
Sumber :
  • Ibnu Abbas/Viva Jatim

Tuban, VIVA Jatim – Dari berbagai destinasi wisata pilihan di Jawa Timur, Tabeplast Forest Area (TFa) Ngawun Tuban adalah destinasi wisata yang paling tepat menjadi pilihan keluarga dan para guru mengajari anak-anaknya tentang alam. Selain tempatnya sejuk nan adem, pengunjung juga bisa menjumpai keramahan warga sekitar yang berjualan.

Ngaku Tukan Servis, Maling Kulkas Kesulitan Bawa Hasil Curian hingga Berujung Ditangkap

Tabeplast Forest Area ini terletak di area kerja Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Parengan, tepatnya di Jalan Raya Bojonegoro-Jatirogo Km 22. Hutan yang dulunya marak terjadi pembegalan dan berbagai tindak kejahatan lain, sejak 2019 disulap menjadi sebuah area yang banyak memberi manfaat. Mulai dari ekonomi, pendidikan hingga lingkungan.

Pembina Kampung Berseri Astra (KBA) Ngawun Tuban, Parsono (47) menceritakan awal mula dirinya berinisiatif untuk menjadikan lahan seluas 6 hektare itu bermanfaat untuk masyarakat luas. Tidak lagi menjadi tempat aksi kejahatan yang membuat pengendara enggan melewati jalur di Jalan Raya Bojonegoro-Jatirogo itu.

Polres Gresik Imbau Patuhi Aturan dan Jam Operasional Jasa Angkutan Barang MBLB

"Di era 70 sampai 90-an marak (pembegalan). Bahkan sampai sebelum dibuka rest area masih tergolong rawan kejahatan. Alhamdulilah mulai 2019 paska adanya Tabeplast Forest Area berangsur kondusif lokasi sepanjang kawasan tersebut," ungkapnya kepada Viva Jatim, Rabu, 11 Oktober 2023.

Parsono tak sendirian, ia juga ditemani 3 kolega lain dalam membuka Tabeplast Forest Area Tuban. Yakni Sumartono (41), kini berporfesi pegawai bank, M Nursyamsudin (32) tenaga pendidik dan Toni (44) pekerja wiraswasta. Tak lama dari itu, inisiatif Parsono dan para koleganya didukung penuh oleh Pemerintah Desa setempat.

Lebih dari 1,5 Abad, Pemkot Kediri Rutin Jaga Kebersihan Cagar Budaya Jembatan Lama

Pria kelahiran Tuban, 21 April 1976 ini mengatakan, sengaja menjadikan wisata edukatif dengan menyajikan hamparan hutan yang masih asri, agar bisa membangun sebuah kawasan dengan tetap melestarikan lingkungan tanpa merusak. Selain itu, juga bisa bermanfaat untuk kegiatan belajar mengajar di luar kelas.

"Maksud kami memang begitu. Jadi kami mencoba berinovasi, membangun tanpa harus merusak lingkungan hutan yang ada. Sehingga bisa bermanfaat untuk banyak hal. Utamanya kegiatan belajar mengajar di luar kelas," tambahnya.

Ia menyebut, sejak dibuka hingga saat ini, banyak lembaga-lembaga pendidikan yang tertarik untuk menjadikan Tabeplast Forest Area sebagai tempat belajar mengajar di luar kelas. Dengan begitu, para siswa bisa lebih menyerap materi pelajaran dengan mudah, sekaligus bersentuhan langsung dengan alam.

"Setiap hari Jumat ada sekitar 30 hingga 40 siswa atau pelakar yang nongkrong di sini. Dan mereka tidak hanya nongkrong, melainkan juga belajar. Karena kita juga sediakan taman bacaan untuk mereka," kata Parsono.

Selain menjadi tempat kegiatan belajar mengajar di luar kelas, menurut Parsono Tabeplast Forest Area juga seringkali menjadi tempat perkemahan bagi para pegiat Pramuka. Bahkan beberapa hari lalu menjadi tempat pelaksanaan Jambore Daerah Jawa Timur pada 3 Oktober 2023 kemarin.

"Tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami, rest area ini menjadi tempat digelarnya Jamda (Jambore Daerah) Jawa Timur," ungkapnya.

Selain kegiatan-kegiatan edukatif, Tabeplast Forest Area ini juga menjadi tempat aktivitas perekonomian. Selain pelaku UMKM yang memang memiliki lapak di kawasan tersebut, juga ada Pasar Minggu setiap Ahad sore dengan jumlah pengunjung lebih ramai dari hari-hari biasa.

"Kemudian juga ada kegiatan-kegiatan lain, seperti senam untuk kesehatan, acara-acara komunitas, dan lain-lain," lanjutnya.

Kemudian beberapa fasilitas dasar tersedia di kawasan ini. Seperti Toilet, Mushalla dan tentu saja lapak-lapak jualan serta ada pula taman baca. Sehingga pengunjung tidak hanya nongkrong saja, melainkan juga bisa sambil lalu belajar.

"Animo masyarakat cukup tinggi ya. Jadi manfaat yang dirasakan masyarakat sejauh ini luar biasa. Selain bisa maksimal mengelola potensi desa, juga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui UMKM. Dari aspek pendidikan juga, cukup bermanfaat," jelasnya.

Parsono pun berharap, ke depan terus mampu mengembangkan kawasan hutan tersebut sehingga banyak mendulang manfaat bagi masyarakat. Bahkan bisa melebar ke berbagai daerah lain.

"Tentu dengan membangun tanpa merusak kelestarian lingkungan," tandasnya.