Kominfo Ingatkan Bahaya Deepfake AI, Sang Pengacau Informasi
- Istimewa
Wamenkominfo mencontohkan adanya video viral beberapa waktu lalu yang menunjukkan Presiden Joko Widodo dimanipulasi bisa dengan lancar berpidato menggunakan bahasa Mandarin.
"Misalnya, Bapak Presiden bisa berbahasa Mandarin dengan sangat lancar, lalu besoknya muncul lagi berbahasa Arab dengan lancar. Itu salah satu bagaimana deepfake mencoba memanipulasi. Sedemikian mengancamnya saya kira gen AI ini bisa memporak-porandakan arus informasi yang kita terima," katanya, mengingatkan.
Meski demikian, Nezar Patria menekankan bahwa teknologi gen AI juga memberikan manfaat besar dalam berbagai sektor, seperti sektor kesehatan dan transportasi.
Melihat adanya kompleksitas dampak positif dan negatif AI, dirinya mengatakan bahwa pemerintah akan segera menerbitkan Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Panduan Etika Kecerdasan Artifisial.
Surat edaran ini diharapkan dapat menjadi panduan tata kelola penggunaan AI di masyarakat dengan etis dan transparan. "Jadi, pelaku usaha juga di situ, masyarakat biasa, dari desain, pengembangan, sampai penggunaanya nanti bisa mengacu kepada surat edaran etika kecerdasan artifisial ini," jelas Wamenkominfo.
Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Hati-hati Bahaya 'Deepfake', Si Penyebar Kekacauan Informasi