Mengenal Sunarko Sodrun Tulungagung, Penulis Sastra Jawa yang Terima Penghargaan Kemendikbud

Sunarko Sodrun menunjukkan hasil karyanya selama 40 tahun.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Ia dengan telaten mengguntingi dan menempelkan di map, sehingga berbuah hasil keuntungan dari arsip mendokumentasikan tersebut sebagai arsip berharga. Karyanya yang berceceran tak luput ada yang hilang, hingga membuat Narko Sodrun meminta ke beberapa teman dan anggota Sanggar Sastra Triwida.

"Kalau tidak kita akan kehilangan karya kehilangan data sementara di redaksi tidak mungkin menyimpan sehingga kami sendiri contohnya saya. Tahun 1978 saya sudah juara piagamnya masih saya simpan, nah tahun 1980 saya juara mengarang mewakili IKIP PGRI Tulungagung Porseni mahasiswa di Jawa Timur," kenangnya.

Pria yang juga Pengawas Sekolah Kecamatan Kauman telah pensiun pada 2020 ini mengatakan tindak lanjut penghargaan ini sesuai informasi awal akan diundang di Kemendikbud Ristek pada akhir bulan Juni 2024. Selain pendampingan bagi sanggar sastra, penandatanganan serta penyerahan penghargaan.

Total ada 11 perseorangan yang menerima pengarang diantaranya D. Zawawi Imron (Sumenep), J.F.X. Hoeri (Bojonegoro), Ismoe Rianto (Madiun)Suharmono Kasiyun (Sidoarjo), Hendro Siswanggono (Sidoarjo) untuk berkarya lebih dari 50 tahun.

Selanjutnya, M Shoim Anwar (Surabaya), Zoya Herawati (Surabaya), M Amir Tohar/Aming Aminoedhin (Mojokerto), Tengsoe Tjahjono (Malang), Sunarko Budiman (Tulungagung), Syaiful Anwar/Syaf Anton (Sumenep) untuk berkarya lebih dari 40 tahun.

Sementara untuk Komunitas sastra yang mendapat bantuan fasilitasi: Komunitas Kampoeng Jerami (Sumenep), Sivitas Kotheka (Pamekasan), Pelangi Sastra Malang (Malang). Lalu, Dbuku Bakti Bangsa (Magetan), Yayasan Mataseger (Gresik), Komunitas Seni dan Budaya 3A (Bondowoso), dan Sanggar Sastra Triwida (Tulungagung).