Kisah Cicit Rasulullah SAW yang Miliki Julukan Lautan Ilmu

Ilustrasi Ilmuwan Muslim
Sumber :
  • Istimewa

Sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran, bahwa setan adalah makhluk Allah SWT yang enggan untuk menghormati Nabi Adam AS. Lantaran ia merasa lebih baik dari Adam yang hanya diciptakan dengan tanah, sedang setan dari api. Setan pun berkata ‘ana khairun minnhu khalaqtani minna wa khalaqtahu min thin’. (Aku lebih mulia dari dia). 

Semakin lama pertanyaan yang dilontarkan Thous semakin berat. Meski begitu Imam Muhammad Al Baqir tidak menyerah dan menjawab satu persatu pertanyaan Thous dengan lugas dan cepat. 

“Wahai Imam, sebutkan pendakwah yang memperingatkan kaumnya tetapi bukan dari bangsa manusia, jin dan malaikat,” tanya Thous.

“Ia adalah an-Namla (semut),” Jawab Imam Muhammad Al Baqir. 

Imam Muhammad Al Baqir menjawab semut karena didasari dari peristiwa saat semut bertemu Nabi Sulaiman. Saat Nabi Sulaiman lewat di suatu jalan, salah satu semut meminta kepada para rombongan semut lainnya:

“Hai para semut ayo cepat lewat. Karena Sulaiman akan segera lewat. Agar kalian tidak kena injak,” ujar pimpinan semut kepada para pasukannya. 

Sehingga Imam Muhammad Al Baqir, sang cicit Nabi menyimpulkan bahwa semut tersebut adalah pendakwah atau kiai dari bangsa binatang. 

Thous kembali bertanya, dengan pertanyaan yang semakin sulit.

“Imam, perihal apa yang bisa berkurang bisa bertambah. Bertambah namun tidak berkurang. Berkurang tapi tidak bertambah,” tanya Thous yang bilamana dijawab manusia biasa tidak akan mampu.