Cerita Gus Loh Izinkan Grup Band Manggung di Kantor NU Trenggalek

Almarhum Gus Loh semasa hidup.
Sumber :
  • Dokumen LTN NU Trenggalek

"Sudah lumrah terkadang mintanya kader yang muda dengan kader sepuh itu berbeda. Tapi beliau bisa memposisikan diri. Jadinya itu tadi, kadangkala bisa menjadi bapak, bisa ngemong. Terkadang bisa, ya, bisa jadi teman yang bisa mendengarkan keluh kesah kader yang di bawah," beber Izza.

Kesan sama dirasakan Wakil Ketua Bidang Jaringan Komunikasi  dan Informatika PC IPPNU Trenggalek Uliyatun Ni'mah. Kenangan terhadap Gus Loh banyak saat berinteraksi dan sowan maupun dalam sejumlah kegiatan nahdliyyin bersama IPNU-IPPNU.

"Beliau sangat kekinian memahami kondisi kita sebagai anak-anak muda yang mungkin sangat butuh pengalaman dan lain sebagainya," ujar Uliyatun.

Untuk diketahui, lahir di Trenggalek pada 18 Februari 1973, Gus Loh adalah putra dari KH Muhammad Sholeh bin KH Abdullah Umar. Kiai Umar adalah pendiri Pondok Pesantren Attaqwa Kedunglurah sekaligus Mursyid Tarekat Naqsabandiyah-Kholidiyah. Kiai Umar adalah santri dari Syaikhona Kholil Bangkalan, satu angkatan dengan pendiri NU Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari dan KH Abdul Karim Lirboyo.