Cerita Kiai Badruddin Jajar Trenggalek Obral Hizib Bambu Runcing untuk Usir Penjajah

Makam Kiai Badrudin serta dzurriyah Pondok Jajar.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Selanjutnya, pasukan Belanda berencana mendatangi melalui jalur udara. Tidak dinyana yang terlihat lautan darah dan penghuninya tidak ada. Ketika mencoba mendarat, ternyata keadaan penduduk seperti aktivitas biasa.

Kejadian itu membuat Belanda marah dan ingin menghancurkan wilayah Jajar. Saat Belanda ingin menjatuhkan bom di daerah Jajar Durenan Trenggalek, selalu tidak berhasil. Belanda kewalahan karena setiap mereka menjatuhkan senjata berat dari udara selalu tak terdengar suara ledakan.

Pentolan Belanda menyaksikan itu membuat geram dan bersumpah serapah ingin menangkap Kiai Badruddin hidup atau matu. Berangkatlah dedengkot Belanda, sampai di Jajar dan bersalaman dengan Kiai Badruddin tak ada caci maki. Malah yang terlontar ampun dan menyerah karena tubuhnya menjadi lemas dan gemetar.

Atas peristiwa itu, penjajah berjanji tidak akan mengganggu ketenangan penduduk Jajar Desa Sumbergayam, sehingga pada masa itu ketika Belanda akan menangkap penduduk harus izin kepada beliau, jika tidak diizinkan maka Belanda pun tak berani menangkap.

Selama singgah di Jajar Sumbergayam, Belanda membuat sebuah Dam Sungai yang menghubungkan Dusun Jajar dengan Dusun Bakalan. Sampai saat ini dam tersebut masih berfungsi dengan apik, dam tersebut dikenal dengan 'Dam Londo'.