Blak-blakan Penjual Es Tebu Seksi di Bypass Mojokerto, Sering Diajak Kencan
- VIVA Jatim/M Lutfi Hermansyah
Deretan warung es tebu di tepi jalan trans Nasional ini rata-rata buka mulai pukul 10.00-16.00 WIB. Masing-masing warung tersedia kursi bambu panjang untuk duduk pengujung. Tak ada minuman lain selain es tebu. Makanannya pun hanya goreng.
Berpenampilan cantik sudah menjadi tuntutan karena untuk menarik pengujung. Namun ternyata penghasilannya tak sebanding.
Pekerjaan Wanda memang tidak terlalu berat. Ia hanya ditugaskan melayani pembeli. Yakni, menuangkan es batu dan sari tebu ke dalam gelas, serta mencuci gelas-gelas kotor. Sementara menggiling tebu menjadi tugas pemilik warung.
Satu botol es tebu ukuran 600 ml, ia jual dengan tarif Rp 10 ribu. Sedangkan satu gelas es tebu dipatok harga Rp 5 ribu. Satu botolnya bisa menjadi dua gelas. Untuk gorengan, Rp 2 ribu per biji.
Wulan mengaku, upah yang diberikan setiap harinya oleh pemilik warung tidak pasti. Tergantung berapa botol es tebu yang berhasil terjual. Dalam sehari, mampu terjual 15 sampai 30 botol.
Dari satu botol es tebu, Wulan mendapat komisi Rp 3 ribu. Sedangkan 1 gorengan Rp 1000. Terkadang, ia juga mendapat penghasilan tambahan dari pengujung yang berbaikan hati. Ia menyebutnya uang tip atau komisi, sekitar Rp 10 sampai 50 ribu.
"Rata-rata sehari kalau sepi dapat Rp 80 ribu. Kalau ramai sampai Rp100 -120 ribu. Itu sudah bersih untuk saya, termasuk tip," ungkap Wulan.