Tips Mendidik Anak di Era Milenial
- Istimewa
Bila sang anak mengadukan suatu peristiwa yang dialaminya, seperti halnya insiden aksi kekerasan yang dilakukan oleh teman sekelasnya, jangan lantas menyuguhkannya ragam pertanyaan dan asumsi yang memojokkan sang anak.
“Misalkan orangtua bertanya, apa benar begitu kejadiannya? Jangan-jangan kamu yang bikin ulah duluan atau kamu yang bully temanmu sehingga temanmu membalas dengan cara menyerangmu?,” ujar Dr Ochid mencontohkan.
Pertanyaan yang demikian menurut Dr Ochid membuktikan bahwa orangtua telah menutup akses dialog dengan sang anak. Sehingga berdampak kepada persepsi anak yang tidak baik kepada orangtua.
“Dampaknya tentu akan membuat posisi orangtua berubah. Dari yang semula menjadi sosok pelindung malah bergeser dan berubah menjadi seorang penyidik yang mencecar pertanyaan kepada korban. Atau bahkan berubah menjadi seorang hakim yang siap menjatuhkan hukuman,” paparnya.
Lebih lanjut, Dr Ochid juga mengimbau agar orangtua tidak mudah mengkritik, menyalahkan, bersikap acuh dan cuek kepada anak. Hendaknya disimak dengan baik dan gunakan perspektif sesuai dengan dunia sang anak.
“Lawan dan hindarilah jauh-jauh, setiap kali ada kecenderungan untuk mengkritik, menyalahkan atau bersikap acuh dan cuek jika bocilmu curhat tentang pengalaman yang dialaminya,” pungkasnya.