Sampoerna Academy Berharap STEAM Expo 2025 Melahirkan Banyak Inovasi

Salah satu karya peserta STEAM Expo 2025
Salah satu karya peserta STEAM Expo 2025
Sumber :
  • Rahmat Fajar

Surabaya, VIVA Jatim-Sampoerna Academy menggelar STEAM Expo 2025 yang berlangsung pada 21-22 Februari 2025 secara serentak di seluruh kampus Sampoerna Academy. Event ini sudah berlangsung sejak 2018. Dan tahun ini fokus kepada green technology and sustainability (teknologi hijau dan berkelanjutan).

Principal Sampoerna Academy Surabaya Grand Pakuwon Anushia Senthevadivel menjelaskan dalam event ini terdapat coaching dari guru Sampoerna Academy setiap hari. Dari sini diharapkan lahir inovasi dari peserta.

"Di acara ini kita ingin anak-anak di Sampoerna Academy untuk bekerja bersama dan menjawab problem dunia nyata. Jadi mereka bekerja bersama dan menghasilkan satu inovasi yang memang menjawab problem yang terjadi di dunia," ujarnya di sela-sela acara, di Sampoerna Academy Surabaya, Jumat, 21 Februari 2025.

Anushia menambahkan Sampoerna Academy mendorong untuk menggunakan biaya sangat minimal dari project yang akan digarap pada event ini. Dan biasanya mereka membuat anggaran project yang kemudian dicek oleh guru-guru dari Sampoerna Academy apakah sesuai antaran biaya dan projectnya.

"Tapi kalau memang dibutuhkan dana biasanya dari parent, orang tuanya juga bisa membantu memfasilitasi yang project anak-anak. Tujuannya bukan membuat project mahal melainkan yang efisien," katanya.

Event yang bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tema “Rethink, Recycle, Innovate”. Sampoerna Academy ingin memotivasi para siswa untuk menunjukkan hasil dari pembelajaran STEAM melalui karya inovatif yang berfokus pada teknologi hijau dan berkelanjutan.

Junior Researcher of Hydrodynamic Technology Research Centre BRIN Surabaya, Fariz Maulana Noor menyambut baik event ini. Ia mengatakan BRIN memang berharap event seperti ini lebih sering diadakan. BRIN pun akan mensupport seperti dalam hal penjurian dan coaching clinic.

"Memang acara-acara seperti sangat kami harapkan di BRIN itu bentuk kolaborasi yang dapat memajukan dunia riset di Indonesia," katanya.

Lebih lanjut, Fariz mengungkapkan sejauh ini riset dari periset pemula sudah banyak bermunculan. Ia berharap kegiatan seperti ini lebih banyak diekspos untuk memberikan semangat kepada periset pemula. Sehingga bisa menumbuhkan pengetahuan bahwa dunia riset itu menyenangkan.

STEAM Coordinator Sampoerna Academy, Matshidiso Makena menjelaskan alasannya fokus kepada teknologi hijau dan berkelanjutan yang mana menjadi solusi dari tantangan masa depan. Menurutnya agar generasi muda siap menghadapi tantangan global dan mendorong inovasi ramah lingkungan.

"Dan membangkitkan kesadaran dalam menjaga kelestarian bumi demi masa depan yang lebih baik," jelasnya.

Pada event ini terdapat beberapa proyek STEAM karya siswa yang menjadi sorotan utama serta sejalan dengan fokus yang diterapkan yakni teknologi hijau dan berkelanjutan. Pertama, ada Zero Hunger: Frankenstein karya Darryl Marshall, I Gede Arjuna, dan Jennifer Natalie dari Grade 8B.

Karya mereka berupa orang-orangan sawah yang menggunakan sistem solar dan aktivasi suara untuk menggantikan peran pestisida untuk membasmi serangga dan hama.

Kemudian terdapat Terracotta Air Cooler karya Sophia, Sabina, dan Rory dari Grade 4B. Pendingin buatan ini menggunakan tanah liat untuk menyerap panas dari luar, sehingga membuat udara sekitar menjadi lebih sejuk.

Terakhir, Aireen Angelie, Alysia Kanaya, Nadifah Azizah, dan Amadeus Isaac dari Grade 6B menciptakan 3-in-1 Tree. Proyek ini memanfaatkan mikroalga untuk menghasilkan oksigen lingkungan sekitar, yang disebut-sebut 10-50 kali lebih efektif daripada pohon. Bahkan, proyek ini bisa digunakan sebagai lampu jalanan sekaligus tempat duduk di taman.