Ketahui Kadar Kolesterol Olahan Daging Domba dan Sapi

Daging Kambing (Ilustrasi)
Sumber :
  • Ist

Daging merah seperti domba, kambing dan sapi merupakan jenis daging merah yang digemari masyarakat. Berbagai olahan daging merah seperti rendang, gulai hingga satai menjadi sajian yang paling favorit.

Namun, diantara ketiga jenis daging merah tersebut, banyak masyarakat yang memilih untuk tidak mengonsumsi daging kambing. Hal itu disebabkan, masyarakat menganggap daging kambing dapat menyebabkan meningkatnya kadar hipertensi dan kolesterol seseorang.

Apakah benar demikian? Terkait hal itu, spesialis gizi klinik, dr. Marya Haryono, MGizi, SpGK, FINEM mengatakan bahwa hal tersebut tidaklah tepat.

"Itu mitos, kalau bandingkan bagian yang sama dan berat yang sama. Kalau bandingkan kambing berlemak dan diolah dengan santan bisa cetuskan garam hipertensi. Khas dalam dengan berat sama risiko dan benefit sama jenis daging kambing dan daging lainnya," kata dia dilansir dari VIVA, Senin 22 Mei 2023.

Lebih lanjut, dokter Marya menjelaskan bahwa ketiga jenis daging merah tersebut memang mengandung nutrisi namun lebih banyak lemaknya terutama pada bagian-bagian tertentu.

"Ini tergantung bagian perut, kaki, leher kandungan berbeda-beda. Tenderloin kadar lemak lebih rendah dibanding bagian lainnya. Sapi, domba, kambing dengan bagian yang sama, gram yang sama, tapi kalau yang lebih berat lemak itu domba," jelas Marya.

Marya juga memaparkan bahwa meski daging domba yang lebih tinggi kandungan lemaknya. Namun, daging domba lebih rendah kolesterol dibanding daging sapi dan daging kambing.

"Memang semuanya mengandung protein tapi domba lebih sedikit. Kandungan lemak lebih banyak di domba, tapi kolesterol lebih rendah di domba. Kalau kita kan untuk asupan kolesterol harian di bawah 200mg," jelas dia.

Marya menambahkan,"Sekali makan di bawah 70 gram berbentuk daging. Olahan dendeng sosis di bawah 50 gram per hari. Supaya menikmati seminggu 1-2 kali pilih daging rendah lemak," jelas Marya.

Seperti diketahui, kolesterol merupakan senyawa lemak menyerupai lilin. Ada beberapa penyakit yang bisa timbul akibat tingginya kolesterol, seperti jantung, penyumbatan pembuluh darah, dan stroke.

Kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL) yang tinggi ini berperan penting dalam terbentuknya plak di pembuluh darah (aterosklerosis). Plak adalah penyebab tersumbatnya pembuluh darah jantung yang dapat memicu meningkatnya risiko penyakit jantung dan strok. Gejalanya, nyeri pada dada.

Sementara itu, tingginya kolesterol dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah di otak karena kurangnya asupan oksigen dan darah. Kondisi ini yang menyebabkan seseorang mengalami gejala melemahnya salah satu sisi tubuh, muntah menyemprot, atau sakit kepala yang hebat.