Buntut Postingan Connie, Masyarakat Pro Demokrasi Demo Polres Mojokerto Kota

Masyarakat Pro Demokrasi geruduk Polres Mojokerto Kota buntut Postingan Akun Connie
Sumber :
  • M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

Mojokerto, VIVA Jatim –Puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pro Demokrasi Mojokerto berunjuk rasa digelar di depan Mapolres Mojokerto Kota. Massa mempertanyakan netralitas Polri di pemilu usai postingan dari Connie Rahakundini yang menyebut Polri punya akses ke aplikasi Sirekap KPU dan pengisian formulir C1 dilakukan di polres-polres se-Indonesia.

Aksi demo tersebut berlangsung pada Kamis, 21 Maret 2024. Massa aksi membentangkan sejumlah poster dan banner berisi tuntutan. Antara lain bertuliskan 'Masyarakat Pro Demokrasi Menunut Polisi Netral', 'Polisi Kudu Netral', 'Polisi Bukan Alat Politik', 'Netralitas Polisi Di Mana?', 'Polisi! Jangan Main-main Sama Sirekap', serta 'Polisi Jangan Cawe-cawe'.

"Kami menanyakan terkait netralitas polisi. Karena banyak isu kalau polisi tidak netral dan memihak salah satu paslon. Ditambah lagi dengan adanya keterlibatan polisi dalam Sirekap KPU. Salah satunya postingan pengamat militer itu (Connie)," kata Korlap Aksi, Rahmad Wicaksono. 

Demo ini mendapat pengamanan dari kepolisiaan. Mereka ditemui Wakapolres Mojokerto Kota Kompol Supriyono dan Kasat Samapta AKP Anang Lee. Setelah berorasi, massa diajak masuk untuk berdiskusi. 

Hasilnya, Wicaksono memastikan Polres Mojokerto Kota tidak mempunyai akses ke aplikasi Sirekap milik KPU. Apalagi sampai bisa mengisi formulir C1 dari polres. Menurutnya, Polri juga tidak memihak salah satu paslon dalam Pemilu 2024.

"Polisi ternyata tidak mempunyai akses ke Sirekap. Setelah audiensi, kami menyatakan cukup puas dengan jawaban Polres Mojokerto Kota," jelasnya.

Usai berdiskusi, massa membubarkan diri dari Polres Mojokerto Kota. Wakapolres Mojokerto Kota Kompol Supriyono menegaskan, pihaknya selama ini sudah netal dalam Pemilu 2024. Menurutnya, polres juga tidak mempunyai akses ke Sirekap, apalagi sampai cawe-cawe mengisi formulir C1 dari polres.

"Kami imbau masyarakat lebih bijak dalam menyaring informasi dari media sosial. Mari bersama-sama kita jaga Kota Mojokerto agar tetap kondusif," tandasnya.

Postingan kontroversial itu diunggah akun Instagram Connie yang mengutip omongan Mantan Wakapolri Komjen Pol Purn Oegroseno pada Selasa, 19 Maret 2024. Sebab Connie bertemu dengan Oegroseno pada momen buka puasa bersama satu hari sebelumnya. Connie juga memasang foto bersama dirinya dengan Oegroseno dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Connie menuliskan berdasarkan omongan Oegroseno, polres-polres mempunyai akses ke aplikasi Sirekap. Selain itu, pengisian formulir C1 juga bisa dilakukan dari polres-polres. Ia lantas menilai Pemilu 2024 super berantakan jika dugaan kecurangan tersebut benar terjadi.

Kini Connie melalui akun Instagramnya, @connierahakundinibakrie telah meralat postingan tersebut dan meminta maaf. Ia menyatakan keliru memahami obrolan bersama Oegroseno pada momen buka bersama tersebut.

"Saya ingin menegaskan bahwa pernyataan tersebut rupanya salah saya pahami karena saat bukber sajiannya terlalu seru dengan diskusi yang begitu mencerahkan, sehingga mungkin memecah konsentrasi saya. Pernyataan saya itu mungkin merupakan salah paham dan untuk itu saya meminta maaf atas kebingungan dan kekhawatiran yang mungkin timbul akibatnya," terangnya.

Dalam postingan klarifikasinya ini, Connie juga mengaku telah melakukan konfirmasi ulang ke beberapa orang yang hadir di acara bukber. Ia menegaskan pernyataan yang ia posting itu bukan dari Oegroseno dan bukan tentang Sirekap.

"Karena itu, bersama ini saya klarifikasikan bahwa pernyataan tersebut bukan merupakan ucapan dari Jendral Oegroseno dan bukan tentang Sirekap tetapi tentang "aplikasi khusus yang digunakan Polres dan Polses" untuk real count, sebagaimana koreksi diatas," ujarnya.