Jawab kebutuhan Petambak Udang, STP Launching Pakan SGH MAX
- Rahmat Fajar
Surabaya, Viva Jatim-PT Suri Tani Pemuka (STP), anak usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) yang bergerak di bidang budidaya akuakultur meluncurkan produk terbarunya, SGH MAX. Produk ini menjadi jawaban atas kebutuhan para petambak di tengah kondisi budidaya udang yang dinamis.
Direktur Utama STP Ari Budiono mengatakan sebagai perusahaan akuakultur yang telah berdiri selama 37 tahun, STP terus berinovasi melalui riset yang komprehensif untuk pengembangan produk dalam menjawab tantangan budidaya perairan di Indonesia. Dari situ STP dapat memberikan solusi bagi para petambah untuk memaksimalkan produktivitas budidaya udang dengan memprioritaskan kesehatan udang, termasuk mempertimbangkan keberlanjutan aspek lingkungan.
Ari mengungkapkan tantangan petambak yang dihadapi di lapangan seperti penyakit, perubahan kualitas air, suhu dan kondisi tambak yang dapat menghambat pertumbuhan udang. Maka dari itu, Ari mengeklaim SGH MAX mampu memberikan performa budidaya yang optimal. Ia menambahkan untuk mendapatkan formulasi pakan yang tepat, STP terus menerus melakukan riset yang berkelanjutan untuk menemukan formula pakan yang paling tepat.
“Keunggulan lain yang dimiliki SGH MAX adalah mempercepat perkembangan udang, meningkatkan produktivitas, menjaga ketahanan terhadap penyakit, hingga kontrol asupan pakan dan pengendalian stress. Dengan adanya inovasi ini, kami berharap produk ini menjadi solusi baru bagi para pembudidaya udang, sehingga mampu mencapai produktivitas yang optimal," ujarnya dalam acara Grand Launching SGH SHRIMP FEED, di Westin Ballroom, Pakuwon, Surabaya, Kamis, 19 September 2024.
Head of Nutrition & Feed Technology PT Suri Tani Pemuka, Erwin Suwendi mengungkapkan bahwa tantangan terbesar petambak udang adalah penyakit. Pasalnya, sistem yang digunakan petambak selama ini adalah sistem terbuka. Sedangkan fluktuasi lingkungan sangat besar.
"Sebenarnya yang membuat saya prihatin adalah tiga tahun terakhir itu pertumbuhan produksi udang di Indonesia menurun. Sebenarnya itu kabar yang tidak baik," kata Erwin.
Situasi yang tidak baik tersebut, kata Erwin, yang mendorong STP melakukan kajian berkelanjutan selama lima tahun dalam rangka mengembangkan pakan terbaru. Harapannya pakan tersebut bisa meningkatkan angka pertumbuhan dam kekebalan udang.
Erwin juga mengungkapkan penyebab lain dari produktivitas udang menurun karena kepadatan yang tinggi dalam sistem pemeliharaan. Menurut Erwin pemeliharaan yang terlalu padat menyebabkan udang stres.
Erwin mengatakan SGH MAX baru akan diproduksi Oktober nanti. Ia mengeklaim sudah banyak customer yang ingin mencoba produk tersebut. Ia berharap SGH MAX bisa diterima oleh para petambak udang.
"Sekarang kan pakan regular kita sudah menjadi market leader di Indonesia dengan kita improve lagi kita memberikan benefit yang lebih baik," katanya.
Erwin mengungkapkan kebutuhan pakan di Indonesia sekitar 300 ribu ton setiap tahunnya. Sementara STP masih mampu memproduksi pakan udang 120 ribu ton per tahun. Karena itu, Erwin yakin SGH MAX akan laku di pasaran.