Waspadalah! Kasus Kematian akibat DBD Rentan Menimpa Usia Ini
- viva.co.id
Surabaya, VIVA Jatim – Angka kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) terus meningkat di Indonesia. Apalagi, saat memasuki musim hujan. Penyebaran virus dengue menjadi lebih massif karena nyamuk terus berkembang biak di tengah curah hujan yang tinggi.
Dikutip dari VIVA, Senin, 2 Desember 2024, data Kementerian Kesehatan RI mencatat, sampai dengan minggu ke-46 tahun 2024, terdapat 218.356 kasus dengue di Indonesia, dengan kematian 1.259 kasus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kementerian Kesehatan RI, dr. Ina Agustina Isturini, MKM., menyampaikan, dengue masih menjadi tantangan besar di Indonesia.
“Pekerjaan rumah (PR) kita masih banyak untuk memberantas dengue dan mencapai tujuan bersama ‘nol kematian akibat dengue pada tahun 2030’, sebagaimana dicanangkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui The Global Strategy for Dengue Prevention and Control 2012-2020 dan A Road Map for Neglected Tropical Diseases (NTDs) 2021-2030,” ujar dr Ina.
Pemerintah sendiri telah menetapkan Strategi Nasional Penanganan Dengue 2021-2025 untuk menekan angka kasus. Namun, keberhasilan strategi ini tidak semata-mata bergantung pada upaya pemerintah saja, tetapi juga membutuhkan keterlibatan aktif masyarakat.
“Langkah-langkah seperti menjaga penerapan 3M Plus yang konsisten, serta melengkapi perlindungan dengan vaksinasi adalah bagian dari pendekatan menyeluruh untuk mencegah dengue. Apalagi saat ini kita mulai menghadapi musim penghujan, di mana kasus kejadian dengue biasanya mulai mengalami peningkatan,” tuturnya
Spesialis Anak, dr. Dewi Sari, SpA, mengungkap, dalam tiga tahun terakhir, angka kasus dengue tertinggi terjadi pada kelompok usia produktif, atau 15 – 44 tahun. Sedangkan, yang paling rentan terhadap kematian akibat dengue dalam tujuh tahun terakhir adalah kelompok usia 5-14 tahun.