Wabah Penyakit PMK tak Pengaruhi Penjualan Daging di Lamongan

Pedagang daging sapi di passr
Sumber :
  • Imron Saputra

Lamongan, VIVA Jatim-Penjualan daging sapi di Pasar Tradisional, Sidoharjo, Kabupaten Lamongan tak terpengaruh meski wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) itu kembali terjadi di Kabupaten Lamongan.

Salah satu pedagang daging sapi di Pasar Sidoharjo Alul Fauzi mengatakan wabah PMK kembali ditemukan sejak awal Januari 2025 lalu di daerah Lamongan. Namun penjualan daging sapi di kiosnya tetap berjalan normal. Bahkan penjualan daging masih stabil dan rata-rata bisa menjual satu hingga dua ekor sapi per hari.

"Tidak berdampak signifikan terhadap penjualan daging sapi dan kami tidak terpengaruh dengan isu wabah PMK," ujar Alul.

Menurut Alul, masyarakat sudah lebih teredukasi tentang wabah PMK dan tahu bagaimana membedakan daging sapi yang aman untuk konsumsi. Ia menjelaskan daging sapi yang layak konsumsi memiliki ciri-ciri warna merah terang. Sedangkan daging yang sudah tidak segar biasanya memiliki warna yang lebih pucat.

Diketahui penyakit PMK pertama kali terjadi di Lamongan pada awal Januari 2025. Penyakit itu sudah menyerang ratusan ekor sapi dan 15 ekor di antaranya dilaporkan mati. Meski begitu, tingkat kesembuhan mencapai 60 persen.

Namun pedagang daging sapi tetap waspada terhadap kondisi kesehatan ternak mereka dan mengikuti prosedur untuk memastikan daging yang dijual tetap terjaga kualitasnya.