DPRD Jatim Pertanyakan Rasionalitas Libur Sekolah saat Bulan Ramadhan

Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hikmah Bafaqih
Sumber :
  • Viva Jatim/A Toriq A

Surabaya, VIVA Jatim – Wakil Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur Hikmah Bafaqih meminta pemerintah dapat memberikan alasan mendalam terkait wacana meliburkan sekolah selama satu bulan penuh saat bulan suci Ramadan.

Komentar Hikmah ini diutarakan menanggapi alasan Kementerian Agama yang meliburkan sekolah saat bulan Ramadhan agar peserta didik dapat meningkatkan konsentrasi dalam beribadah, seperti mengaji hingga melakukan amalan sosial agama Islam.

Politisi PKB ini menjelaskan bahwa sebenarnya produktif beraktifitas termasuk belajar mengajar di bulan Ramadhan merupakan ibadah, yang juga penting untuk dilakukan saat menjalani ibadah puasa.

"Ibadah itu jangan dipikir terus ibadah mahdhah tok ya. Nanti akan ada generalisasi pemikiran kayak gitu, bahwa   ketika alasannya agar lebih fokus pada ibadah seakan-akan belajar bukan ibadah," kata Hikmah saat dikonfirmasi, Rabu 15 Januari 2024.

Menurut Hikmah, membiasakan anak-anak tak terhalangi dalam beraktifitas ketika berpuasa juga merupakan bentuk edukasi yang menanamkan kebiasaan bahwa berpuasa bukan suatu alasan bagi para siswa menurunkan aktifitasnya.

"Membiasakan anak-anak untuk bisa produktif saat berpuasa itu juga bagus," ujarnya.

Jika siswa diliburkan saat bulan Ramadhan lanjut Hikmah, maka tentu harus ada program yang dapat mengganti aktifitas belajar mengajar di sekolah, khususnya ketika siswa dikembalikan kepada keluarga.

"Apa pengalihannya ketika anak-anak kemudian dikembalikan kepada keluarga," kata dia.

"Lalu aktifitas apa yang bisa dijaminkan akan dilakukan, yang itu membuat anak-anak menghabiskan waktu dengan produktif dan lebih baik, itu dulu," lanjut Hikmah.

Anggota DPRD Jatim yang berangkat dari dapil Malang Raya ini mengingatkan agar pemerintah belajar dari pengalaman siswa ketika belajar mengajar dilakukan secara daring saat Covid-19 melanda. Dikatakannya, banyak permasalahan yang muncul ketika siswa terpaksa harus di rumah. 

"Saat Covid misalnya banyak problem juga ketika keluarga dipasrahi untuk mendidik anak-anak. Kira-kira ada kesiapan nggak dari keluarga?" tuturnya.

Untuk saat ini, Hikmah belum yakin keseluruhan keluarga dapat mengarahkan anak-anaknya berperilaku produktif saat libur Ramadhan. 

"Jangan-jangan satu bulan di rumah tidak bersekolah alias libur itu membuat anak-anak tidak terkendali melakukan hal-hal yang kurang produktif," paparnya.

Hikmah berharap, pemerintah mengkaji ulang perihal wacana libur sekolah saat bulan Ramadhan. Pihaknya menilai butuh persiapan yang matang jika wacana itu akan diberlakukan.

"Bukan setuju tidak setuju, tapi rasionalisasinya apa dulu," pungkasnya.