Petani Jagung di Mojokerto Keluhkan Harga Turun Saat Musim Panen Raya

Petani jagung di Desa Kutogirang curhat ke Kapolres Irham.
Sumber :
  • M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

Setelah panen raya ini, Ia akan meratakan lahan untuk kembali menanam jagung. Terkait dengan ketersediaan pupuk subsidi, ia mengaku tak ada kendala. Karena dirinya telah terdaftar dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). 

“Alhamdulillah ada (pupuk). Kerena saya sudah terdaftar. Yang sulit kan yang belum daftar Gapoktan, mereka itu kesulitan. Ya bagaimana cara mereka harus mendaftar,” papar Sugiono. 

Panen raya jagung ini turut dihadiri Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto. Mendengar keluhan petani, ia berharap Perum Bulog Cabang Mojokerto menyerap hasil panen petani jagung di Mojokerto sesuai dengan HPP. Sebab, selama ini masih banyak jagung petani dijual kepada tengkulak dibawah HPP. 

Selain itu, juga mendorong pemerintah daerah mengendalikan harga jagung di tingkat petani. 

"Saya memohon permudah distribusi petani. Saya memohon Bulog untuk segera melakukan normalisasi dan memberikan petunjuk teknis terkait pembelian jagung petani. Jika tidak ada intervensi, harga jagung akan semakin terpuruk," katanya. 

Irham menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk mengawasi distribusi pupuk untuk para petani. Namun, ia mendorong pemda juga harus bisa mengendalikan penjualan pupuk. 

“Saya pastikan akan mengawasi distribusi pupuk. Pemda melalui Bulog dan Dinas Pertanian harus hadir untuk mengendalikan penjualan pupuk. Yang  paling penting, harga jual dari jagung harus segara terkendali,” pungkas Irham.