Babe Bambang Ajukan Gugatan Pembatalan Kepemilikan Merek Minyak Kutus Kutus, Kini Jadi Sanga Sanga
- Rahmat Fajar
Surabaya, VIVA Jatim-Bambang Pranoto bicara tentang gugatannya terkait kepemilikan merek minyak Kutus Kutus ke Pengadilan Niaga Surabaya. Babe Bambang, sapaan akrabnya mengaku Minyak Kutus Kutus yang mulai dikenal luas sejak 2013 merupakan hasil racikannya sendiri. Karena itu ia mengajukan pembatalan merek Minyak Kutus Kutus.
Pengajuan gugatan tersebut tak lepas dari dualisme merek Minyak Kutus Kutus. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Minyak Kutus Kutus yang beredar di pasaran, kata Bambang, merupakan versi milik Fazli Hasniel Sugiharto yang merupakan anak sambung dari Babe Bambang sendiri.
"Kami mengajukan gugatan pembatalan merek Kutus Kutus melalui Pengadilan Niaga Surabaya," ujar Bambang kepada media, di Surabaya, Kamis, 27 Februari 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Babe Bambang juga mengumumkan mengganti Merek Kutus Kutus menjadi Sanga Sanga. Pergantian merek dilakukan oleh Babe Bambang untuk mempertahankan racikan asli dirinya dari Minyak Kutus Kutus seperti sebelum terjadi dualisme merek.
Babe Bambang menegaskan Sanga Sanga mempertahankan keaslian dan manfaat minyak herbal sesuai dengan racikan aslinya. Dan sejauh ini, Babe Bambang masih menemukan banyak masyarakat menggunakan Minyak Kutus Kutus di pasaran tanpa mengetahui bahwa produk tersebut bukan lagi diracik oleh pencetus produk tersebut.
"Oleh karena itu, gugatan ini bertujuan agar pelanggan tidak merasa tertipu dan tetap mendapatkan produk dengan kualitas terbaik," kata Babe Bambang.
Babe Bambang menjelaskan alasan utama pengajuan gugatan tersebut antara lain mengembalikan Kutus Kutus sebagai warisan sejarah. Sebagai pencipta, peracik dan pelopor Kutus Kutus, Babe Bambang ingin mengembalikan legacy yang telah dibangun.
Kemudian Babe Bambang juga ingin menjaga reputasi dan kualitas merek. Pasalnya, selama lebih dari 10 tahun, Bambang mengeklaim telah banyak membantu kesehatan banyak orang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga ia ingin menjaga reputasi tersebut dan agar tidak disalahgunakan oleh pihak lain.
Lalu juga adanya tindakan tidak beritikad baik. Sebab pihak lawan telah mengirimkan somasi sebanyak dua kali kepada Babe Bambang serta beberapa reseller dan platform media sosial sehingga menghambat produksi dan penjualan Kutus Kutus dengan aksara Bali.
"Padahal transformasi ini sudah dilakukan dengan perubahan logo yang jauh berbeda dari versi lama," katanya.
Alasan utama lainnya yakni adanya permintaan sejumlah uang yang tidak wajar dari FHS jika Babe Bambang masih ingin menggunakan merek Minyak Kutus Kutus. Babe Bambang menegaskan bahwa ia sendiri adalah pencipta dan peracik Minyak Kutus Kutus.
Keberadaan pabrik lama yang lengkap dengan peralatan produksi, minyak dari tahapan percobaan hingga menjadi produk final salah satu bukti bahwa Babe Bambang sebagai pencetus. Kemudian berbagai postingan yang telah membangun nama Kutus Kutus sejak awal. Berbagai ulasan di media online dan offline yang telah beredar luas selama ini tentang siapa pencetus Minyak Kutus Kutus tersebut juga bukti lainnya.
Babe Bambang mengatakan FHS sendiri merupakan anak sambungnya. Dia adalah anak asli dari almarhumah mantan istrinya Lilies Susanti Handayani. Saat menikahi Lilies, FHS masih berusia sekitar 10 tahun. Dan ketika Babe Bambang mulai meracik Minyak Kutus Kutus pada 2013, FHS sudah remaja.
Babe Bambang mengatakan pengajuan gugatan pembatalan merek tersebut juga berdasarkan anjuran dari BPOM dan DJKI agar tidak membingungkan konsumen. Dan kini merek Sanga Sanga telah terdaftar di DJKI dan bersertifikat halal sejak 2024.
Babe Bambang lalu bercerita awal mula lahirnya produk Minyak Kutus Kutus yakni ketika ia mengalami lumpuh. Berbagai pengobatan dilakukan namun tidak berhasil. Babe Bambang kemudian kembali mengingat ajaran leluhurnya sebagai orang Jawa.
"Kita itu kan dikasih pelajaran sama nenek moyang kalau ada masalah Muliyo, pulang tapi pulang secara batin. Saya mengadakan ritual kecil untuk diri saya sendiri. Dari situ nenek moyang masih ingat saya. Apakah itu nenek moyang entah siapa saya gak tahu. Tapi dialog saya dengan leluhur siapapun juga karena wajahnya gak keluar saya disuruh bikin minyak," tutur Babe Bambang.
Babe Bambang mengatakan dari proses perjalanan ritual hingga diperintahkan membuat minyak tersebut, ia kemudian menemukan 49 bahan dalam pembuatan minyak itu. Di saat bersamaan Babe Bambang mengaku menemukan cara pembuatan minyak sebagaimana pembuatan minyak tradisional pada umumnya.
"Jadi apa yang saya buat bukan sesuatu yang baru, mewah. Ini hanya mewariskan tradisi Indonesia atau tradisi Jawa," kata Babe Bambang.
Babe Bambang menambahkan di awal pembuatan minyak masih belum ada namanya karena waktu itu tidak ada niatan untuk menjualnya. Minyak tersebut hanya diperuntukkan dirinya sendiri untuk mengobati kelumpuhannya. Dan hampir semua bahan untuk membuat minyak tersebut tersedia di sekitar rumahnya yang terpencil di Bali.
Minyak buatannya tersebut kemudian selalu diberikan kepada teman-temannya yang datang. Dan minyak tersebut, kata Babe Bambang, mempunyai manfaat untuk kesehatan mereka. Sehingga mereka menyarankan kepada Babe Bambang agar menjualnya.
Babe Bambang lalu mulai mempertimbangkan dorongan teman-temannya agar menjual minyak racikannya. Namun Babe Bambang waktu itu membutuhkan waktu menemukan nama merek produk tersebut.
Melalui kebiasaannya melakukan mandi di laut dan gunung di Tampaksiring, Babe Bambang menemukan ide nama Minyak Kutus Kutus tersebut. Hal itu terjadi usai Babe Bambang mandi di Tampaksiring.
"Begitu saya turun ada yang nepuk bahu dan lucunya dia pakai bahasa Jawa halus. Terus minyaknya segera dibuat dan kasih nama Kutus Kutus," katanya.