Menengok Cara Pesantren Annuqayah Sumenep Mengolah Sampah

Para santri tengah mengangkut sampah
Sumber :
  • lubangsa.org

"UPT Jatian ini dimaksudkan untuk mengolah sampah yang dihasilkan santri secara mandiri, bertanggungjawab dan berkelanjutan. Sebagaimana yang telah kami proyeksikan ke depan," terang Faizatin. 

Proses Pengolahan Sampah

Wakil Ketua (Waka) III Pengurus Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri, Eva Yuliana menyebutkan bahwa UPT Jatian ini dikelola oleh 20 orang santri. Terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Transporter, Unit Pilah, Unit Olah dan Unit Karbonasi untuk sampah residu. 

"Pemilahan sampah ini dilakukan 2 kali dalam sehari. Pertama pukul 13.00-16.00 WIB dan malam hari dari pukul 21.00-22.30 WIB," ungkap santriwati yang juga menjadi delegasi Sekolah Ekologi di Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta itu.

Pengurus Koordinator Kebersihan Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri, Siti Shafiyah mengatakan untuk tahap awal, pemilahan sampah dilakukan di masing-masing kamar santriwati berdasarkan jenisnya. Untuk sampah plastik keras disetorkan ke bank botol yang telah disediakan. Kemudian untuk sampah plastik daun ditusuk dan kemudian disetorkan ke pengurus ekologi. 

"Adapun sampah plastik daun yang masih layak pakai, akan didaur ulang menjadi kreasi handcraft atau kerajinan tangan. Sementara yang tak layak pakai akan dibawa ke UPT Jatian untuk dikelola," paparnya. 

Untuk sampah residu dan sampah organik, secara rutin akan dijemput oleh transporter UPT Jatian ke pick up point yang telah disediakan setiap pagi dan sore hari. Sedangkan sampah yang belum terpilah dari beberapa sumber sampah lainnya, akan dipilah di papan pilah yang bertempat di UPT Jatian sesuai dengan klasifikasi jenis sampahnya.