Penantian Khozin 16 Tahun Diangkat PPPK Tulungagung Nyambi Ternak Ikan

Khozin mengabdi 16 tahun baru diangkat PPPK Guru
Khozin mengabdi 16 tahun baru diangkat PPPK Guru
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Tulungagung, VIVA Jatim – Banyak perjuangan yang cukup besar dibalik ribuan tenaga pendidik baru diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Guru di Tulungagung. Salah satunya, Khozinatul Asrori (51) selama 16 tahun mengabdikan sebagai guru dengan nyambi ternak ikan sekaligus petani di desa.

Ia tinggal di Desa Pakisaji Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung, demi menghidupi anak istrinya harus mencari uang tambahan. Pasalnya, yang ia terima dari mengajar tidak bisa mencukupi keperluan rumah tangganya.

Khozin mengajar di SDN 2 Pakisaji Kecamatan Kalidawir dengan penuh ketelatenan mewaqafkan diri sejak tahun 2008 silam. Sebelum jadi guru, ia pernah sekolah D3 jurusan PGSD, beberapa tahun sebelum ngajar pernah mendaftar menjadi guru.

"Namun yang tersedia hanya guru olahraga dan harus punya ijazah linier," terang Khozinatul Asrori, Senin, 31 Juli 2023.

Ia menceritakan kala itu, setiap sekolah dasar di Kecamatan Kalidawir sedang banyak kekurangan guru olahraga. Alhasil, kebanyakan lowongan yang tersedia hanya untuk guru olahraga. Sehingga Khozin menempuh pendidikan S1 Pendidikan Olahraga supaya bisa mengisi kekosongan tersebut.

Selepas menempuh pendidikan Strata-I Pendidikan Olahraga dan lulus, ia mendaftar sebagai guru olahraga di SDN 2 Pakisaji. Kendati telah mengantongi gelar sarjana yang linier dengan bidangnya, Khozin masih harus meniti karir dari nol, pasalnya ia hanya guru olahraga dengan status honorer.

"Memang saat itu di Kecamatan Kalidawir sangat kekurangan guru olahraga. Itulah yang membuat saya lebih memilih sekolah lagi agar bisa bekerja sebagai guru," jelasnya.

Pria yang memiliki dua anak ini merasa sebagai guru honorer sangat berat perihal perekonomian. Keluarga kecilnya harus mendapatkan kebutuhan yang tidak sedikit. Sementara, gaji yang ia peroleh hanya senilai Rp 100 ribu perbulannya.

Waktu berganti, baru selama lima tahun tepat di 2013 silam, Khozin akhirnya mendapatkan kenaikan honor menjadi Rp 300 ribu perbulan. Saat itulah hingga tahun 2023, honor yang menjadi haknya sebagai guru olahraga di sekolah. Ia tidak pernah lagi menerima kenaikan honor meskipun mengabdi selama 16 tahun.

"Awal mengabdi hanya mendapat honor Rp 100 ribu perbulan dari sekolah. Alhamdulillah setelah lima tahun mengabdi disana ada kenaikan honor meski tidak banyak," ungkapnya.

Khozin tidak bisa terus menerus mengandalkan honor yang didapat dari tempatnya mengajar. Ia lantas memutar otak untuk membiayai kehidupan rumah tangganya, lantaran ia satu-satunya tulang punggung di dalam keluarga.

Dirinya berusaha mencari uang tambahan lain, berangkat dari uang pinjaman, akhirnya ia memilih menggunakan sebagai modal beternak ikan di halaman belakang rumah orang tuanya.Tidak hanya itu, Khozin bahkan rela menggarap lahan sawah milik tuan tanah di desanya.

"Kebutuhan cukup lumayan, karena punya dua anak, saat ini yang satu sedang kuliah dan yang terakhir lagi masih SD. Honor sekian tidak cukup, makanya saya nyambi kerja ternak ikan dan jadi petani," bebernya.

Pengabdiannya mendapat perhatian dan membuahkan hasil, Khozin bisa bernafas lega setelah dirinya secara resmi diangkat sebagai guru PPPK oleh Bupati Tulungagung pada Kamis, 28 Juli 2023 lalu. 

Ia resmi menjadi aparatur sipil negara (ASN) melalui PPPK, Khozin diperkirakan akan menerima gaji senilai Rp3 juta dari pemerintah. Kebahagiaannya tampak dari raut di wajahnya, yang mana sebentar lagi kehidupan keluarganya bakal terjamin.

Khozin mengaku sebelumnya tidak pernah mengikuti tes CPNS atau PPPK, sebab formasi guru olahraga tidak ada. Tahun 2021 dua kali ikut tes PPPK dan lulus, formasinya juga tidak ada dan ikut lagi tahun 2022.

"Tidak apa-apa, ini sudah cukup, toh kalau kinerja saya bagus, masih ada kemungkinan dikontrak lagi," pungkasnya.