'Janggelan' Bahan Cincau di Trenggalek Lebihi Pendapatan, Hasilkan 30 Ton per Bulan

Janggelan (bahan cincau hitam) di Trenggalek tumbuh subur.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Hasil dari petani, sebagian diproduksi sesuai permintaan pasar lokal. Sementara untuk yang kering dan dipadatkan untuk dipasok ke beberapa daerah.

Sementara untuk hasil, Gus Yusuf mengungkapkan tidak tentu. Namun rata-rata minimal mobil truk kisaran 3 sampai 4 ton sekali panen. Binaan petani setiap hari setor mengingat janggelan tidak mengenal musim.

Sehingga setiap hari mendapat kiriman hasil panen dari petani, namun intensitas petani tidak tertentu. Terkadang sehari dapat 2 ton kadang 3 ton. Bahkan, saat panen melimpah dan tumbuhan yang bagus, petani bisa sampai 10 ton per hari.

Sementara, jika hasil petani hanya mendapat 1 tonz berarti harus menunggu 3-4 hari. Pengiriman tidak menentu, menunggu jumlah panenan dari petani cukup. Harga normal Rp 10 sampai Rp 15 ribu per Kg, bahkan dahulu pernah sampai 40 ribu.

"Kalau satu bulan akumulasi minimal 30 ton ada, karena setiap hari misalnya sehari 1 ton. Cuma ya itu, tidak menentu sehari bisa 3 sampai 4 hari baru dikirim, sebagian kita oleh untuk kebutuhan-kebutuhan lokal warung-warung," sambungnya.

Disinggung kendala yang dihadapi petani, Gus Yusuf mengaku hingga sampai sekarang janggelan tidak ditemukan hama atau penyakit aneh lainnya di tumbuhan. 

Sehingga sampai hari ini belum pernah ada keluhan dari petani terkena hama seperti Tanaman Porang.